Nov 17th 2024, 13:35, by Tim Manado Bacirita, Manado Bacirita
KOTAMOBAGU - Debat terakhir Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Kotamombagu yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sabtu (16/11) kemarin, diwarnai insiden Walk Out dari Nayodo Koerniawan, Calon Wali Kota yang diusung PDIP.
Nayodo meninggalkan ruangan debat di kantor DPRD Kota Kotamobagu pada sesi ketiga, atau pada saat debat masih ada di sesi pertanyaan dari para panelis.
Tanda-tanda Nayodo akan meninggalkan ruangan, sebenarnya sudah mulai terlihat ketika dia mengkritik KPU dan juga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di sesi pertama saat diberikan kesempatan menyampaikan visi dan misi pasangan calon.
"Ada klarifikasi kepada penyelenggara dalam hal ini Bawaslu dan KPU di mana surat protes kami kepada KPU dan Bawaslu tidak pernah ditanggapi. Sehingga kami merasa, bahwa netralitas KPU itu harus kita pertanyakan dan ini saya diperintahkan oleh tim pemenangan untuk menyampaikan hal ini," ujar Nayodo.
Nayodo yang berpasangan dengan Sri Tanti Angkara dan diusung PDIP bersama Hanura ini, pada debat ketiga, memang mencuri perhatian sejak awal. Pasalnya dia hanya tampil sendiri dalam debat. Tak terlihat Sri Tanti mendampingi eks Wakil Wali Kota Kotamobagu periode 2018-2023 itu.
"Permohonan maaf, karena pasangan calon kami berhalangan karena sakit, sedang dirawat di Adi Waluyo di Jakarta dan sedang didiagnosa dan nanti laporannya akan disampaikan ke pendukung dan masyarakat," kata Nayodo menjelaskan ketidakhadiran Sri Tanti Angkara.
Sementara itu, mundurnya Nayodo terjadi pada sesi ketiga. Saat itu setelah jeda istirahat sesi kedua, Nayodo tak lagi kembali ke podium debat. Moderator yang bertugas, sempat memberikan kesempatan waktu agar Nayodo kembali. Namun, akhirnya debat dilanjutkan tanpa kehadiran Nayodo.
Adapun alasan dari Nayodo akhirnya memilih walk out dari debat tersebut, karena mereka menganggap adanya diskriminasi yang dilakukan oleh KPU Kotamobagu terhadap pasangan calon dengan nomor urut tiga tersebut.
Informasi dirangkum, beberapa alasan yang disampaikan adalah terkait lokasi debat yang berdekatan dengan salah satu kediaman Calon Wali Kota, yang dinilai memberikan keuntungan untuk calon tersebut.
Selain itu, penempatan meja podium yang tidak sejajar dengan dua paslon lain, di mana mereka berada di belakang, yang dianggap mempengaruhi suasana dan kesetaraan dalam debat. Saat Nayodo walk out, terlihat meja podium sudah disejajarkan, walaupun di dua sesi sebelumnya masih berada di belakang.
Sebelumnya, pada Pilkada Kota Kotamobagu ini alah tiga pasangan calon yang ikut kontestasi. Ketiganya dalah paslon nomor urut satu, Meiddy Makalalag dan Syarifuddin Mokodongan, paslon nomor urut dua, Weny Gaib dan Rendy Mangkat, serta paslon nomor urut tiga, Nayodo Koerniawan dan Sri Tanti Angkara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar