Jul 28th 2024, 06:04, by Moh Fajri, kumparanBISNIS
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat sudah terjadi 6 kejadian hilangnya bantal dari kursi kereta Whoosh. Berita ini menjadi berita yang populer di kumparanBisnis pada Sabtu (27/7).
Berita lainnya yang ramai dibaca publik yaitu sejumlah mahasiswa dari kampus Muhammadiyah turut menggelar demo tolak terima konsesi tambang dari pemerintah di depan Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), Sabtu (27/7).
Berikut rangkuman berita populer kumparanBisnis:
Bantal Whoosh Sering Hilang
KCIC kerap menemukan kasus pencurian bantal sandaran kepala oleh penumpang kereta cepat Whoosh yang tidak bertanggung jawab.
"KCIC mengimbau kepada seluruh penumpang agar mengikuti aturan dan tidak merusak fasilitas publik seperti melepas bantal pada sandaran kursi kereta. Seluruh tindakan perusakan fasilitas pada kereta Whoosh dapat dipastikan akan terpantau melalui CCTV," kata Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa dalam keterangannya, Sabtu (27/7).
Eva bilang, dalam setiap rangkaian kereta Whoosh terdapat 44 CCTV yang dapat memantau seluruh kegiatan penumpang selama di area kereta.
Berdasarkan hasil penelusuran CCTV, Eva menemukan oknum penumpang yang memang sengaja melepas bantal dari sandaran kursi. Sebagian dari oknum tersebut diduga yang dengan sengaja mengambil bantal tersebut.
Seperti kejadian terakhir pada 11 Juli 2024, saat itu Whoosh dengan nomor G1247 rute Halim-Tegalluar. Setelah berhenti di stasiun akhir, Stasiun Kereta Cepat Tegalluar, ditemukan satu kursi kelas premium economy di kereta nomor 6 tidak dilengkapi bantal sandaran kepala.
Saat ini seluruh area stasiun, rangkaian kereta, dan jalur trase telah dilengkapi CCTV. Secara total terdapat 1.390 CCTV yang terpasang dalam kondisi baik serta terpantau secara khusus.
Aksi demo yang digelar mahasiswa Muhammadiyah tersebut karena ada kecenderungan Muhammadiyah akan terima konsesi tambang dari pemerintah. Mereka menilai ormas keagamaan bukan ranahnya mengelola tambang.
"Dosa ekologi menyebabkan satu permasalahan besar yang mungkin saja organisasi kemasyarakatan akan turut andil dalam dosa itu," kata Siti Mauliani, perwakilan sekelompok mahasiswa yang menamai dirinya Anak Muda Peduli Muhammadiyah.
"Mungkin saja ini bentuk bagaimana pemerintah membungkam organisasi masyarakat," jelasnya.
Dia prihatin karena seakan-akan Muhammadiyah mulai tergiur dengan fasilitas tawaran dari pemerintah. Ia pun menduga bahwa nantinya organisasi muslim terbesar kedua di Indonesia ini tak lagi kritis.
Adapun Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Konsolidasi Nasional (Konsolnas) Muhammadiyah di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) di Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sabtu (27/7).
Salah satu pembahasan yang disebut-sebut dalam konsolnas ini adalah soal tawaran dari pemerintah untuk mengelola tambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar