Sejumlah truk bantuan kemanusiaan berhasil memasuki Jalur Gaza yang terkepung melalui Mesir. Bantuan ini merupakan yang pertama kali masuk usai gencatan senjata antara Hamas dengan Israel berakhir.
"Kru Bulan Sabit Merah Palestina kini telah menerima truk bantuan melalui penyeberangan Rafah dari mitra kami di Bulan Sabit Merah Mesir," kata Bulan Sabit Merah Palestina (PCRS) di X, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (3/12).
PRCS mengatakan pihaknya menerima 50 truk bantuan melalui penyeberangan yang dikontrol Mesir tersebut. Truk-truk itu berisi makanan, air, bantuan, pasokan medis, dan obat-obatan.
Truk-truk bantuan tidak dapat masuk sejak Jumat ketika militer Israel kembali mengebom sasaran-sasaran Gaza, menewaskan ratusan warga Palestina, usai gencatan senjata berakhir.
Sebelum gencatan senjata yang diberlakukan delapan hari lalu, kurang dari 100 truk melewati Gaza setiap hari. Sekitar 200 truk masuk setiap hari selama gencatan senjata berlangsung.
Menurut PBB aliran bantuan saat ini tidak sebanding dengan kebutuhan warga sipil di Gaza.
Kesulitan utama untuk memasukkan truk ke dalam Gaza terletak pada pos pemeriksaan Israel yang telah didirikan sejak 21 Oktober, ketika pengiriman pertolongan pertama mulai diizinkan masuk.
Sistem ini memungkinkan Israel memeriksa setiap truk atas kekhawatiran bahwa bantuan kemanusiaan akan sampai ke tangan Hamas.
Peraturan ini mewajibkan pengemudi untuk melakukan perjalanan pulang pergi lebih dari 80 km (50 mil) dari Rafah ke persimpangan di perbatasan Mesir dengan Israel dan sebaliknya, yang telah menyebabkan kemacetan yang signifikan.
Di sana, truk-truk tersebut dipindai secara menyeluruh dan digeledah untuk mencari apa pun yang dianggap Israel tidak layak untuk memasuki Gaza – termasuk pisau dapur kecil.
Hisham Mhanna dari Komite Palang Merah Internasional mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Sabtu bahwa pertempuran yang terus berlanjut di Gaza telah mempersulit lembaga bantuan untuk beroperasi.
"Harus ada gencatan senjata yang menyeluruh sehingga bantuan kemanusiaan dapat membantu meringankan, meski sedikit, penderitaan warga sipil," katanya.
PBB telah melobi Israel untuk membuka penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) di dekat Rafah yang dulunya digunakan untuk menangani barang dalam jumlah besar sebelum perang, namun Israel menolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar