Tentara Sudan atau pasukan afiliasinya berpose untuk difoto sambil mengepalkan tangan di istana presiden yang rusak setelah merebut kembali kompleks tersebut dari paramiliter RSF di Khartoum pada 21 Maret 2025. Foto: AFP
Pembantaian terjadi di kota El-Fasher, Sudan Barat pekan ini. Setidaknya 2.000 orang di kota itu tewas dibantai Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF).
Perang saudara di Sudan pecah sejak April 2023. Perang tersebut melibatkan Militer Sudan melawan paramiliter RSF.
Awalnya perang pecah di ibu kota Khartoum dan merembet ke berbagai kota lainnya. Sebanyak puluhan ribu warga tewas akibat perang dan 12 juta lainnya kehilangan tempat tinggal.
2.000 Warga Sipil Tewas
Warga Sudan yang terusir berkumpul dan duduk di tenda-tenda darurat setelah melarikan diri dari kota Al-Fashir di Darfur, di Tawila, Sudan, 29 Oktober 2025. Foto: REUTERS/Mohamed Jamal
Diberitakan Al Jazeera, pasukan RSF merebut El-Fasher yang selama ini menjadi benteng terakhir Angkatan Bersenjata Sudan (Sudan Armed Forces/SAF). Daerah itu jatuh ke tangan kelompok paramiliter RSF pada Minggu (26/10) setelah 18 bulan dikepung.
Selama pengepungan tersebut RSF memblokir masuknya makanan dan kebutuhan pokok bagi ratusan ribu warga sipil yang terjebak di dalam kota El-Fasher.
SAF mengatakan, pembantaian massal yang dilakukan pasukan RSF mengakibatkan 2.000 orang tewas, sementara menurut laporan Jaringan Dokter Sudan menduga sebanyak 1.500 orang telah tewas.
Benteng Terakhir Militer Sudan di Darfur Jatuh ke Tangan Pemberontak
Anggota paramiliter Rapid Support Forces (RSF) berjalan di tengah-tengah mayat orang tak bersenjata dan kendaraan yang terbakar, selama serangan, di dekat al-Fashir, Sudan pada 27 Oktober 2025. Foto: Reuters
PBB menyatakan telah terjadi kekejaman sadis di el-Fasher yang baru saja direbut pemberontak paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF). Kelompok itu juga mengumumkan kemenangan di sana.
Laporan berbagai kelompok independen usai Militer Sudan mundur maka seperempat juta warga di sana berada di bawah ancaman RSF.
Sejumlah laporan mengungkap kejadian mengerikan setelah Militer Sudan angkat kaki. Itu termasuk pembunuhan, penangkapan, serangan ke rumah sakit sampai kontak senjata.
Beberapa rekaman di media sosial memperlihatkan pasukan RSF merayakan kemenangan setelah Militer Sudan mundur. Eks pangkalan militer di el-Fasher digunakan sebagai tempat perayaan.
Seorang perempuan Sudan yang mengungsi saat membuat teh di tenda darurat setelah melarikan diri dari kota Al-Fashir di Darfur, di Tawila, Sudan, 29 Oktober 2025. Foto: REUTERS/Mohamed Jamal
Sejumlah anggota RSF nampak menembaki dan memukuli warga yang coba kabur. Beberapa warga juga terlihat ditangkap. Atas jatuhnya benteng terakhir Militer Sudan di Darfur, badan urusan HAM PBB khawatir adanya kekerasan skala besar di sana.
Sedangkan jaringan dokter Sudan melaporkan terjadinya pembantaian di el-Fasher. Sejumlah RS dan fasilitas medis juga menjadi target penjarahan.
Adapun keterangan Panglima Militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mereka menarik diri, agar tidak terjadi kekerasan lanjutan yang menargetkan warga sipil.
"Kami bertekad untuk membalas dendam atas apa yang terjadi pada rakyat kami di el-Fasher. Kami, sebagai rakyat Sudan, akan meminta pertanggungjawaban para penjahat ini," ujar al-Burhan seperti dikutip dari Al-Jazeera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar