Setelah Topan Kalmaegi melanda Filipina, warga Filipina kembali ke rumahnya di Kota Talisay di provinsi Cebu yang paling parah terkena dampak. Foto: REUTERS/Eloisa LopezDilansir dari Reuters, "Semuanya hancur. Hanya lantainya yang tersisa. Semuanya hanyut. Kami tidak punya barang-barang. Anak-anak saya tidak punya apa-apa. Seragam, tas, dan semua barang kami hilang. Ujar salah Liza Becus salah satu warga yang menjadi korban. Foto: REUTERS/Eloisa LopezTopan Kalmaegi menerjang Filipina tengah pada hari Selasa (4 November), menewaskan sedikitnya 114 orang dan membuat ribuan orang mengungsi. Foto: REUTERS/Eloisa LopezPresiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada hari Kamis (6 November) mengumumkan keadaan bencana nasional. Foto: REUTERS/Eloisa Lopez
Pasca-topan Kalmaegi melanda Filipina, warga memilih kembali ke rumahnya di Kota Talisay di provinsi Cebu yang paling parah terkena dampak.
"Semuanya hancur. Hanya lantainya yang tersisa. Semuanya hanyut. Kami tidak punya barang-barang. Anak-anak saya tidak punya apa-apa. Seragam, tas, dan semua barang kami hilang," ujar Liza Becus salah satu warga yang menjadi korban.
Becus sekarang berusaha menyelamatkan sisa-sisa harta milik keluarganya, dan menyelamatkan apa pun yang bisa dijualnya untuk memberi makan ketujuh anaknya.
Topan Kalmaegi menerjang Filipina tengah pada hari Selasa (4 November), menewaskan nyaris 200 orang dan membuat ribuan orang mengungsi.
Kehancuran ini terjadi hanya sebulan setelah gempa berkekuatan 6,9 magnitudo melanda Cebu utara yang menewaskan puluhan orang.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr padaKamis (6/11) mengumumkan keadaan bencana nasional.
Hal itu memungkinkan lembaga pemerintah memperoleh akses yang lebih luas terhadap dana darurat dan pengiriman bantuan yang lebih cepat kepada masyarakat yang terkena dampak.
Seorang pria mandi di tengah sisa-sisa pemukiman warga yang rumahnya tersapu banjir akibat Topan Kalmaegi di Talisay, Cebu, Filipina, 6 November 2025. Foto: REUTERS/Eloisa Lopez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar