Sebuah rekaman yang diambil di atas helikopter pada 2017 memperlihatkan pemandangan luar biasa seekor buaya air asin tampak membawa buaya air tawar di mulutnya, seperti seseorang menggigit wortel.
Meski buaya air tawar dikenal sebagai pemburu ulung, ukurannya tak sebanding dengan kekuatan buaya air asin yang merupakan salah satu predator puncak sejati di Bumi, hewan yang tak memiliki musuh alami di rantai makanan. Buaya air asin itu menikmati makan siang sekaligus menunjukkan posisinya di puncak rantai makanan.
Predator puncak adalah hewan yang menempati posisi tertinggi dalam rantai makanan. Kalau kamu masih ingat pelajaran biologi di sekolah, rantai makanan dimulai dari produsen (biasanya tumbuhan), lalu dimakan oleh hewan herbivora, kemudian oleh karnivora hingga akhirnya ke predator puncak.
Predator biasanya hadir dalam kelompok kecil, tapi sangat berpengaruh. Jadi anggota tidak menjamin umur panjang, tapi jelas menjamin rasa hormat di alam liar. Seekor anak singa, misalnya, bisa jadi mangsa yang sangat mudah. Namun ketika ia tumbuh menjadi raksasa berbobot 375 kilogram, dengan taring dan cakar tajam, ia menjadi lawan yang mustahil dikalahkan.
Sayangnya, manusia dan teknologi telah mengubah tatanan alam ini. Banyak predator puncak kini terancam punah akibat perburuan, kerusakan habitat, dan perubahan iklim. Namun, jika semua itu dihapus dari persamaan, hewan-hewan ini akan tetap menjadi penguasa tak tergoyahkan.
Jadi, siapa saja predator puncak di dunia hewan yang nyaris tak bisa dibunuh? Berikut daftarnya.
Lolong, buaya air asin terbesar asal Filipina. Foto: Jay Directo/AFP
Buaya Air Asin
Buaya air asin adalah reptil terbesar yang masih hidup di Bumi. Salah satu yang paling terkenal adalah Lolong, buaya sepanjang 6,17 meter yang ditangkap di Filipina pada 2011. Ia memegang rekor sebagai buaya terbesar yang pernah diukur dan ditangkap hidup-hidup, bukti nyata betapa menakutkannya spesies ini.
Tak hanya berburu mangsa, buaya bisa membunuh sesamanya. Pada 2024, seekor buaya terkenal bernama Dominator terekam sedang membunuh buaya lain sepanjang tiga meter di depan wisatawan.
Serangan itu berlangsung sebagian besar di bawah air, sebelum Dominator muncul dengan kaki korban di mulutnya. Brutal, tapi begitulah dunia predator.
Singa
Disebut raja rimba bukan tanpa alasan. Singa menempati puncak tertinggi dalam ekosistem dan berperan penting menjaga keseimbangan alam. Mereka tidak hanya pemburu berdarah dingin, tapi juga spesies kunci yang memastikan populasi hewan lain tetap terkendali.
Jika terlalu banyak pemangsa kecil seperti serigala atau terlalu banyak herbivora yang merumput, savana bisa rusak. Di sinilah singa berperan, menstabilkan rantai kehidupan. Bahkan setelah berburu, sisa bangkai mereka memberi makan hewan kecil lain dan memperkaya tanah.
Meski jarang diburu oleh hewan lain, hidup singa tetap berisiko. Banyak yang mati akibat luka dari mangsa besar atau pertarungan sesama singa. Musuh terbesar mereka tetap manusia, melalui perburuan liar dan hilangnya habitat.
Harimau
Harimau adalah kucing terbesar di dunia dan berada di puncak rantai makanan. Sebagai predator puncak, harimau tidak memiliki musuh alami. Namun mereka rentan terhadap perburuan dan bahaya saat masih anak-anak.
Harimau betina emas langka di dalam kandang di Chiang Mai Night Safari, di provinsi Chiang Mai, Thailand (26/11/2024). Foto: Stringer/REUTERS
Meski sering dibandingkan dengan singa, keduanya tak pernah bertemu di alam liar karena wilayahnya berbeda. Namun, nasib harimau kini mengkhawatirkan, populasinya menurun hingga 96 persen sejak 1900. Ini disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari hilangnya habitat. isolasi genetik, dan perburuan.
Menariknya, perubahan genetik akibat populasi kecil mulai terlihat. Di Cagar Alam Simipal, India, muncul harimau pseudo-melanistik berwarna hitam dengan garis oranye samar, dan harimau emas, morf langka yang menakjubkan.
Elang Botak
Elang botak (bald eagle) juga termasuk predator puncak, tanpa musuh alami selain manusia. Burung ini adalah pemburu oportunis yang bisa menyambar ikan, burung lain, reptil, atau mamalia kecil, bahkan tak segan menjadi pemakan bangkai.
Meski populasinya meningkat, ketersediaan makanan justru menurun. Namun, penelitian menemukan adanya hubungan menarik antara elang botak dan petani susu. Para petani ternyata senang burung ini datang, karena elang membantu memangsa hama.
Beruang Kutub
Beruang kutub adalah predator darat terbesar di planet ini. Mereka pemburu tangguh sekaligus sangat sabar. Makanan favoritnya adalah anjing laut, yang naik ke permukaan es untuk bernapas. Di sinilah beruang kutub menunggu, berdiam diri berjam-jam di dekat lubang udara hingga mangsanya muncul dan disergap dalam sekejap.
Beberapa catatan bahkan menyebut beruang kutub pernah menggunakan bongkahan es atau batu untuk memukul walrus yang menjadi bukti kecerdikan mereka. Sayangnya, pemanasan global dan mencairnya es Arktik mengurangi wilayah berburu mereka. Beberapa ahli memprediksi, jika tren ini berlanjut, beruang kutub bisa punah sebelum tahun 2100.
Orca
Biasanya, hiu putih besar disebut penguasa laut. Tapi tahukah kamu siapa yang bisa membunuhnya? Jawabannya adalah orca, si paus pembunuh.
Mereka dikenal sebagai "velociraptor laut" karena kecerdasan dan kerja tim luar biasa saat berburu. Orca bisa menggulingkan bongkahan es untuk menjatuhkan anjing laut, bahkan mengambil hati hiu putih dengan presisi seperti ahli bedah. Mereka kuat, cerdas, dan percaya atau tidak, kadang memakai ikan mati atau cumi sebagai topi. Belakangan, orca bahkan sering menyerang kapal besar manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar