Sep 28th 2024, 10:55, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS
Konflik Gaza yang terus memanas sejak Oktober 2023 menimbulkan berbagai reaksi di panggung internasional, termasuk dalam forum-forum resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Salah satu bentuk protes yang paling menonjol adalah aksi walk outyang berkali-kali dilakukan oleh delegasi berbagai negara setiap kali perwakilan Israel menyampaikan pidato.
Aksi walk out terbaru terjadi dalam Sidang Umum ke-79 PBB di New York, Jumat (27/9) waktu setempat atau Sabtu WIB, ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dijadwalkan berpidato.
Begitu nama Netanyahu dipanggil, delegasi dari negara-negara seperti Indonesia, Arab Saudi, Iran, Turki, dan Kuwait langsung berdiri dan meninggalkan ruangan. Aksi ini mencerminkan protes keras terhadap kebijakan dan tindakan brutal Israel di Gaza.
Tidak hanya walk out, Netanyahu juga mendapat cemoohan dari delegasi yang tetap berada di dalam ruangan. Sorakan "Huuuu…!" menggema, menambah ketegangan di ruang sidang.
"Tolong tertib, tolong tertib," ujarnya, meminta audiens untuk tenang.
Momen ini menjadi simbol kuat solidaritas internasional terhadap Palestina, memperlihatkan bagaimana berbagai negara memilih aksi nyata sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan Israel.
Walk Out di Forum PBB Berulang Kali
Aksi walk out oleh delegasi bukanlah fenomena baru selama berlangsungnya konflik Gaza.
Sebelumnya, pada awal Juni lalu, delegasi dari puluhan negara pun meninggalkan ruang sidang saat seorang pejabat Israel berbicara dalam pertemuan yang membahas pelanggaran hak-hak buruh Palestina di tengah perang.
Januari 2024, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, juga memimpin aksi walk out serupa ketika Dubes Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyampaikan pidatonya dalam debat terbuka.
Retno dengan tegas menolak pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyatakan bahwa Israel tidak akan mengizinkan berdirinya negara Palestina.
"Ucapan Netanyahu ini berbahaya dan tidak bisa diterima karena mengonfirmasi tujuan Israel yang sebenarnya, yaitu menghapus Palestina dari peta dunia," ujar Retno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar