Dec 2nd 2023, 19:37, by Berita Terkini, Berita Terkini
Reduksi bahan berbahaya dalam kimia hijau merupakan suatu upaya penting dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, dalam ilmu kimia penting untuk tahu apa yang dimaksud dengan reduksi bahan berbahaya dalam kimia hijau
Konsep kimia hijau menekankan pada praktik-praktik yang lebih aman dan berkelanjutan dalam industri kimia. Tujuan utamanya adalah mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia.
Apa yang Dimaksud dengan Reduksi Bahan Berbahaya dalam Kimia Hijau?
Mengutip dari Buku Ajar Pengantar Bioremediasi, Dr. Suharno, M.Si., Dr. Dirk Y.P. Runtuboi, M.Kes., Puguh Sujarta, (2023), reduksi kimia memanfaatkan senyawa kimia dan zat pereproduksi hijau yang diperoleh dari ekstrak tanaman.
Lalu, apa yang dimaksud dengan reduksi bahan berbahaya dalam kimia hijau? Ini penjelasan beserta prinsipnya.
Reduksi bahan berbahaya dalam kimia hijau adalah upaya untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses kimia. Hal ini dilakukan untuk mencegah polusi dan melindungi lingkungan serta kesehatan manusia.
Adapun prinsip-prinsip dalam reduksi bahan berbahaya dalam kimia hijau adalah sebagai berikut:
1. Substitusi
Substitusi bahan berbahaya dengan alternatif yang lebih aman adalah salah satu pilar utama dalam konsep kimia hijau. Menggantikan bahan kimia beracun dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan merupakan langkah penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Sebagai contoh, penggunaan bahan pengganti yang lebih aman dapat melibatkan pemilihan senyawa yang memiliki sifat toksisitas yang lebih rendah atau tidak memiliki efek berbahaya terhadap lingkungan dan manusia.
2. Minimalisasi
Minimalisasi limbah juga menjadi fokus utama dalam pendekatan kimia hijau. Dengan merancang proses kimia yang lebih efisien, menggunakan katalis yang dapat digunakan kembali, atau menerapkan metode pengolahan limbah yang aman.
Industri dapat mengurangi jumlah limbah berbahaya yang dihasilkan. Pemanfaatan kembali katalis dalam reaksi kimia juga membantu mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan.
3. Efisiensi Energi
Efisiensi energi merupakan aspek kunci dalam kimia hijau. Mengurangi konsumsi energi dalam proses kimia bukan hanya menguntungkan secara ekonomis, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan keberlanjutan.
Penerapan teknologi yang lebih efisien energi dan pengelolaan sumber daya secara bijaksana menjadi langkah esensial dalam mencapai tujuan ini.
4. Penggunaan Bahan Ramah Lingkungan
Penggunaan bahan ramah lingkungan dalam reaksi kimia dan produk kimia juga menjadi komponen penting dalam praktik kimia hijau.
Hal ini mencakup penggunaan pelarut yang lebih aman, bahan pengemulsi yang lebih ramah lingkungan, dan pilihan bahan baku yang berkelanjutan.
Dengan demikian, industri dapat mengurangi jejak lingkungan dari awal hingga akhir siklus hidup produk.
5. Desain Berkelanjutan
Desain berkelanjutan menjadi suatu prinsip fundamental dalam kimia hijau. Memperhatikan siklus hidup lengkap produk kimia, dari pemilihan bahan baku hingga pembuangan akhir, membantu identifikasi dan mengurangi dampak lingkungan secara menyeluruh.
Dengan melibatkan desain yang berkelanjutan, proses kimia dapat diintegrasikan ke dalam ekosistem dengan cara yang meminimalkan risiko dan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan manusia.
Itulah jawaban yang harus diketahui dalam ilmu Kimia mengenai apa yang dimaksud dengan reduksi bahan berbahaya dalam kimia hijau. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip kimia hijau, dapat membangun industri kimia yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. (RIZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar