Oct 30th 2023, 11:27, by Sinar Utami, kumparanBISNIS
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel membukukan laba bersih Rp 1,43 triliun di kuartal III 2023, atau naik 16,6 persen secara tahunan (yoy).
Sementara total pendapatan perusahaan tercatat Rp 6,27 triliun naik 11,89 persen di kuartal III 2023. Jumlah tersebut naik 11,89 persen dari pendapatan di kuartal III 2022, yang hanya sebesar Rp 5,6 triliun.
Perolehan ini didorong oleh peningkatkan jumlah menara dan serat optik, baik secara organik maupun anorganik yang disertai kenaikan jumlah penyewa (tenant) dan kolokasi.
Di mana, pertumbuhan kepemilikan menara ini berhasil diimbangi dengan kenaikan jumlah penyewa 10,5 persen menjadi 55.704 tenant dari sebelumnya 50.390 tenant.
Sementara jumlah kolokasi melonjak 21,3 persen menjadi 18.613 dari sebelumnya 15.339 kolokasi (yoy). Sepanjang tahun ini, Mitratel juga berhasil memperpanjang serat optik menjadi 29.042 km.
"Sejak sebelum IPO sampai hari ini, kami terus memperbanyak jumlah menara dan serat optik, terutama di kawasan luar pulau Jawa. Kini, kami menikmati hasilnya dalam bentuk pertumbuhan jumlah penyewa dan kenaikan pendapatan," ungkap Direktur Utama Mitratel, Thedorus Ardi Hartoko, Senin (30/10).
Pria yang kerap disapa Teddy ini juga mengatakan, ke depan tantangan yang dihadapi perusahaan adalah bagaimana meningkatkan produktivitas aset yang tercermin dari kenaikan tenancy ratio, dan efisiensi operasi termasuk melalui digitalisasi. Sehingga bisa berdampak positif pada kenaikan margin Mitratel.
Adapun selama kuartal III 2023 ini, Mitratel sudah membangun 481 menara baru serta menambah 1.192 menara melalui akuisisi. Sehingga jumlah menara milik perusahaan hingga akhir September 2023 mencapai 37.091 menara.
Pencapaian ini membawa Mitratel sebagai perusahaan TowerCo dengan jumlah menara terbanyak se-Asia Tenggara. Sebaran menaranya juga meliputi 15.505 di Jawa dan 21.586 di luar Jawa.
Hal ini mendorong pertumbuhan penambahan tenant di luar Jawa sebesar 11 persen, atau lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang tercatat 10 persen.
"Hal ini menunjukkan bahwa strategi perusahaan untuk ekspansi dan mengoptimalkan pertumbuhan di luar Jawa sesuai dengan strategi ekspansi dari operator seluler di Indonesia," tambah Teddy.
Selain ekspansi di infrastruktur menara dan fiber optik serta fokus meningkatkan produktivitas aset, Mitratel juga berupaya mengoptimalkan teknologi digital dalam bisnis proses.
"Kami meyakini bahwa lanskap bisnis industri telekomunikasi ke depan akan ditandai dengan divestasi menara dan fiber optik. Hal itu dilakukan karena ingin lebih fokus pada inovasi produk yang memberikan nilai tambah dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Perubahan ini tentu menjadi peluang bagi Mitratel untuk menjadi partner strategis," jelas Teddy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar