Search This Blog

Hari Senyum Sedunia, Senyumlah dengan Tulus

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Hari Senyum Sedunia, Senyumlah dengan Tulus
Oct 7th 2023, 17:50, by Setiawan Muhdianto, Setiawan Muhdianto

Anak Senyum Foto: Shutter Stock
Anak Senyum Foto: Shutter Stock

Hari Senyum Sedunia (World Smile Day) diperingati setiap hari Jumat pertama bulan Oktober. Pada tahun 2023 jatuh pada tanggal 6 Oktober. Peringatan hari senyum sedunia dicetuskan oleh Harvey Ball. Perayaan pertama kali dilakukan pada tahun 1999.

Seberapa seringkah Anda menggunakan emoticon bulat kuning dengan 2 titik mewakili mata dan busur hitam melengkung ke atas mewakili mulut. Tahukah Anda bahwa simbol senyum tersebut dibuat oleh Harvey Ball?

Bersumber dari situs World Smile Day, pada tahun 1963 Harvey Ball menciptakan desain wajah tersenyum atau dikenal sebagai smiley face untuk sebuah perusahaan asuransi di Massachussetts. Desain tersebut merupakan simbol niat baik serta keceriaan.

Smiley face selanjutnya menjadi terkenal ke seluruh dunia dan menjadi salah satu simbol paling populer. Tapi, pemilik desain menjadi prihatin dengan komersialisasi berlebihan atas simbolnya. Dia khawatir makna dan maksud aslinya menjadi hilang akibat pengulangan oleh pasar secara terus menerus. Dari keprihatinan itulah Harvey Ball memiliki ide untuk memperingati Hari Senyum Sedunia.

Dikutip dari Wikipedia, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang.

Banyak ahli yang telah mengkategorikan senyum ke beberapa jenis. Akan tetapi saya sependapat dengan El Salman Ayashi Rz dalam bukunya Dahsyatnya Senyuman. Dia mengkategorikan senyuman menjadi 3 jenis yaitu senyuman sinis, senyuman pura-pura dan senyuman tulus.

Dimanakah senyum itu?

Senyum bisa kita dapati di mana-mana bahkan di jalanan. Seorang berpakaian badut tokoh kartun tampak bersimpuh, menengadahkan tangan layaknya orang berdoa, berdiri, menggoyangkan badan sambil memperlihatkan tingkah lucu.

Sambil melambaikan tangan dia berkeliling menyodorkan plastik kumal. Dengan kostum badut tokoh kartun anak-anak dengan wajah tersenyum yang dipakai, dia ingin menebar keceriaan dan berharap mendapatkan receh.

Namun hatinya kecut, hanya beberapa gelintir pengendara yang memberikan recehnya. Beberapa orang justru menggerutu karena menambah kemacetan. Tampang senyum topengnya tak bisa menutupi wajah muramnya di perempatan jalan siang itu.

Tidak jauh dari dia berdiri juga terpampang baliho tokoh dengan wajah senyum. Mereka ingin mendapatkan citra baik. Sosok-sosok itu ingin dikenal sebagai pribadi santun, ramah dan peduli. Mereka berharap masyarakat memilihnya di pemilu nanti.

Dua ratus meter dari perempatan berdiri minimarket yang menyediakan aneka barang. Setiap pengunjung yang masuk selalu disambut pelayan dengan senyum dan sapaan ramah. Tiada tampang ketus, judes dan curiga dari pelayan-pelayan itu.

Sementara itu, orang-orang yang lalu lalang hampir tanpa senyuman. Yang kita jumpai adalah wajah-wajah tegang, terburu-buru dan lelah. Bersenggolan, berserempetan, bertemu pandang dan tersulut sedikit saja yang muncul adalah wajah masam, beringas dan penuh umpatan.

Senyum yang Tak Diharapkan

Secara naluriah, manusia akan merasa senang melihat orang lain yang tersenyum. Akan tetapi ada beberapa senyuman yang tak diharapkan. Ada sesuatu yang aneh dari ekspresi senyum orang tersebut.

Entah apa yang ada dalam pikiran koruptor itu. Ketika digiring dengan rompi oranye, mereka masih menyempatkan untuk tersenyum. Apakah karena mereka adalah orang baik hingga dalam kondisi sulit pun mereka masih tersenyum?

Kita akan mudah curiga kepada orang yang tidak kita kenal tersenyum kepada kita. Kita akan mencurigai dia sebagai penipu, penggendam, ataupun penjahat. Menjelang mudik lebaran selalu ada peringatan agar selalu berhati-hati kepada orang yang ramah, baik dan penuh senyuman.

Kita juga sering menjumpai generasi-generasi menunduk. Mereka tersenyum kepada benda kotak di tangannya. Senyum yang susah dipahami oleh orang yang melihatnya. Dia nampak asyik dan tersenyum bahkan tertawa menonton konten-konten tentang kekonyolan ataupun kesialan yang dialami orang lain. Seolah tiada simpati kepada penderitaan orang yang mengalaminya.

Senyum Yang Tulus

Senyum tidak mengenal suku, agama, ras dan golongan. Senyum adalah bahasa universal. Seluruh manusia di bumi ini memaknai senyuman sebagai ekspresi hati atau ungkapan perasaan kegembiraan. Ekspresi hati tentang persahabatan dan apresiasi.

Manusia Agung teladan umat manusia, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu tersenyum. Senyum pada saudaramu adalah ibadah, begitu sabdanya. Kepada saudaramu maksudnya adalah kepada sesama manusia. Nampak ringan memang, tapi senyuman memberikan manfaat yang luar biasa.

Dengan senyuman, rasa persaudaraan, kekeluargaan dan persahabatan bisa terjaga. Prasangka, curiga, benci dan permusuhan menjadi sirna karena senyuman. Senyum juga bisa menjadi energi bagi orang lain untuk tegar, sabar, kuat dan bangkit.

Sedangkan bagi dirinya sendiri, orang yang selalu tersenyum akan mendatangkan banyak manfaat kesehatan. Ketika tersenyum, hipotalamus di otak manusia mengeluarkan berbagai hormon enforfin, serotonin dan dopamine. Hormon-hormon tersebut membuat orang yang tersenyum menjadi senang, tenang dan bahagia.

Akan tetapi, sekarang senyum telah dirampas dan dimonopoli sedemikian rupa oleh kaum kapitalis ataupun orang yang punya kepentingan. Betapa nyamannya ketika kita disambut dengan senyum dan keramahan ketika masuk ke sebuah bank. Apabila kita masuk ke showroom kendaraan, senyum, sambutan hangat dan pelayanan prima pun akan kita dapatkan.

Demi pencitraan, para tokoh yang akan mencalonkan diri pun memoles diri mereka dengan tampang tersenyum. Mereka memanipulasi sedemikian rupa dengan beragam aplikasi desain agar dirinya adalah pribadi yang ramah.

Kita mungkin hanya akan menemui senyum tulus di pelosok perdesaan. Ketika bertemu di persimpangan jalan mereka akan saling menebar senyum. Sekedar menyapa untuk menanyakan apakah padi sudah dipanen, apakah hasil panenan bagus, apakah harga sesuai harapan. Dan apabila berserempetan, mereka akan dulu-duluan cepat meminta maaf, tersenyum dan berjabat tangan.

Betapa sulitnya menemukan senyum tulus. Bahkan ada seorang kawan berkata bahwa hanya ada dua orang di dunia ini yang memiliki senyum tulus yaitu bayi dan orang gila. Saya tidak percaya dengan pernyataan itu. Masih banyak orang baik nan tulus di dunia ini.

Ada pepatah yang mengatakan "Akan selalu ada orang baik di sekitar kita. Bila tak kau temukan, jadilah salah satu diantaranya". Apabila sulit kau temukan, jadikanlah diri Anda, diri kita untuk selalu menebar senyum yang tulus.

Ayo senyum, tapi….jangan sering senyum sendiri.

Media files:
cvrt9sikh2noet2aocgm.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar