Feb 11th 2023, 19:17, by Moh Fajri, kumparanBISNIS
Istilah childfree belakangan ini ramai diperbincangkan publik, khususnya di sosial media. Hal tersebut tidak terlepas dari pernyataan konten kreator, Gita Savitri Devi atau Gitasav, yang menyebut childfree sebagai resep awet muda.
Terlepas dari pernyataan Gita itu, childfree memang sedang menjadi fenomena baru di masyarakat. Childfree adalah keputusan yang diambil oleh seseorang atau pasangan untuk tidak memiliki anak.
Biaya membesarkan anak, termasuk pendidikan dinilai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ada yang memilih childfree. Financial Planner dan Founder MRE Financial & Business Advisor, Mike Rini Sutikno, mengatakan biaya membesarkan anak di beberapa negara memang tergolong mahal.
Sehingga, ia tidak heran generasi muda saat ini ada yang ikut memilih untuk tidak memiliki anak. "Mereka memilih untuk tidak memiliki anak atau mempertimbangkan untuk tidak mau memiliki anak karena ada beberapa sebab, namun salah satu pertimbangan yang paling utama adalah biaya membesarkan anak yang dianggap menjadi sangat mahal," kata Mike kepada kumparan, Sabtu (11/2).
Mike merasa mahalnya biaya bisa menjadi momok menakutkan. Apalagi, kata Mike, biaya hidup dari tahun ke tahun tinggi. Belum lagi, tingkat inflasi di beberapa negara juga tinggi beberapa tahun belakang ini.
"Terjadi resesi ekonomi mengakibatkan biaya hidup menjadi tinggi otomatis biaya membesarkan anak menjadi lebih tinggi," terang Mike.
Meski begitu, Mike mengajak masyarakat Indonesia tidak terlalu mengkhawatirkan besar atau kecilnya biaya membesarkan anak. Sebab, segala sesuatu bisa dihemat asalkan mengetahui bagaimana cara mempersiapkannya.
Mike menyarankan masyarakat atau orang tua untuk menyiapkan tabungan dan investasi.
"Jangan terlalu khawatir terhadap besar kecilnya, sebetulnya membesarkan anak itu tidak perlu ditakuti, karena pada dasarnya segala biaya itu bisa kita hemat asalkan tahu bagaimana cara mempersiapkannya. Itu tidak perlu dibayar sekaligus di depan, sesuai tahapan kehidupan dia saja," tegas Mike.
Lalu, berapa kira-kira biaya membesarkan anak di Indonesia?
Perencana Keuangan Finante.id, Sayoga Risdya Prasetyo, mengakui biaya yang perlu disiapkan untuk membesarkan anak memang bukan angka yang murah. Ada banyak biaya yang harus disiapkan mulai dari program kehamilan, melahirkan, menyusui, hingga pendidikan.
Sayoga mengungkapkan biaya perawatan kehamilan, persiapan melahirkan, dan menyusui bervariasi bergantung pada beberapa faktor seperti lokasi dan jenis pelayanan kesehatan. Ia lalu merincikan berapa rata-rata untuk biaya kehamilan hingga menyusui.
Rata-rata biaya perawatan kehamilan di Indonesia berkisar antara Rp 2.000.000 sampai Rp 5.000.000 per bulan, bergantung pada jenis pelayanan kesehatan yang dipilih.
Sedangkan biaya melahirkan juga bervariasi bergantung tempat melahirkan dan jenis pelayanan kesehatan yang dipilih. Rata-rata biaya melahirkan di rumah sakit di Indonesia antara Rp 10.000.000 sampai Rp 20.000.000. Untuk biaya melahirkan di rumah bersalin antara Rp 5.000.000 sampai Rp 10.000.000.
Selanjutnya untuk biaya menyusui yaitu untuk membeli susu formula atau produk menyusui lainnya juga bervariasi tergantung pada jenis produk yang dipilih. Rata-rata biaya menyusui berkisar antara Rp 1.000.000 sampai Rp 2.500.000 per bulan.
"Berarti apabila di total, biaya yang Anda butuhkan mulai dari hamil hingga menyusui adalah Rp 47 juta hingga Rp 125 juta," ujar Sayoga.
Sayoga menegaskan biaya tersebut perkiraan dan bisa berbeda bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi, inflasi, dan faktor lainnya. Untuk itu, ia mengingatkan penting untuk melakukan survei sendiri baik secara online maupun langsung bertanya kepada orang-orang yang sudah memiliki pengalaman.
Selanjutnya, ada biaya pendidikan anak yang cukup bervariasi bergantung pada jenis sekolah, tingkat pendidikan, hingga lokasi. Sayoga mengasumsikan sekolahnya adalah sekolah swasta dan lokasinya di Jakarta.
TK rata-rata biayanya Rp 1.000.000 sampai Rp 2.500.000 per tahun. SD rata-rata biayanya Rp 2.000.000 sampai Rp 4.000.000 per tahun. SMP rata-rata biayanya Rp 4.000.000 sampai Rp 6.000.000 per tahun. SMA rata-rata biayanya Rp 6.000.000 sampai Rp 10.000.000 per tahun. Perguruan Tinggi swasta rata-rata biayanya Rp 15.000.000 sampai Rp 30.000.000 per tahun.
Sayoga menjelaskam angka-angka tersebut belum disimulasikan dengan inflasi. Apabila diasumsikan anak ini lahir tahun 2023 dan memilih sekolah swasta di Jakarta dari TK hingga kuliah, maka perkiraan biaya pendidikannya adalah TK Rp 4.121.803; SD Rp 43.730.851; SMP Rp 59.762.104; SMA Rp 134.450.672; Kuliah Rp 725.957.659. Sehingga total Rp 968.023.089.
"Jadi, untuk biaya pendidikan anak sendiri membutuhkan biaya hampir Rp 1 miliar," ungkap Sayoga.
Sayoga menuturkan biaya-biaya tersebut belum termasuk untuk kebutuhan hidup dan keinginan seperti membeli kendaraan hingga rumah. Untuk itu, ia menyarankan orang tua melakukan investasi.
"Sehingga, investasi sangat penting karena diibaratkan seperti kendaraan yang bisa membuat mimpi-mimpi kita lebih cepat sampai atau lebih mudah digapai," tutur Sayoga.
Apabila mempunyai target biaya kuliah anak seperti kasus di atas sebesar Rp 725 juta, maka mulai sekarang harus rutin menabung setiap bulan sebesar Rp 3.360.000. Namun, dengan bantuan investasi, seperti reksa dana saham dengan return 10 persen per tahun, maka mulai hanya perlu menabung rutin setiap bulan sebesar Rp 1.326.000 saja.
"Di luar itu semua, ada banyak strategi lain yang dapat dimanfaatkan seperti mengevaluasi budgeting rumah tangga, atau mencari pendapatan tambahan. Apabila Anda ragu untuk merencanakan segalanya sendiri, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional yang telah tersertifikasi," terang Sayoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar