Search This Blog

Kisah Gustave, Buaya Raksasa Pembunuh 300 Manusia di Burundi Afrika

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kisah Gustave, Buaya Raksasa Pembunuh 300 Manusia di Burundi Afrika
Dec 11th 2022, 14:23, by Habib Allbi Ferdian, kumparanSAINS

Kisah Gustave, Buaya Raksasa Pembunuh 300 Manusia di Burundi Afrika
Ilustrasi buaya. Foto: Shutter Stock

Penduduk Danau Tanganyika di Burundi, Afrika, dalam beberapa dekade terakhir diteror oleh buaya raksasa pemakan manusia yang dikenal sebagai Gustave.

Buaya Nil itu dikabarkan telah membunuh lebih dari 300 orang dan mendapat status sebagai predator legendaris di sepanjang Sungai Rusizi. Menurut ahli buaya, Marc Gansuana, buaya Gustave telah lama dikenal oleh penduduk Sungai Rusizi dan Danau Tanganyika.

Berdasarkan catatan National Geographic, serangan pertama Gustave pada manusia terjadi pada 1987. Namun, Gustave baru teridentifikasi dan diberi nama pada 2001 oleh herpetolog bernama Patrice Faye.

Gustave dianggap sebagai salah satu buaya terbesar di Afrika. Dia memiliki panjang 6,1 meter dengan berat mencapai 907 kilogram. Faye mengatakan ukuran buaya yang besar membuat mereka berpotensi memangsa manusia.

"Dia tiga kali lebih besar dari buaya lainnya di Burundi," kata Faye dalam wawancaranya dengan BBC pada 2002. "Dia tidak terlalu cepat dan tidak bisa memakan apa yang dimakan buaya lain di Burundi, seperti ikan dan mamalia kecil. Dia menyerang mangsa yang lambat, yang mudah ditangkap."

Kisah Gustave, Buaya Raksasa Pembunuh 300 Manusia di Burundi Afrika (1)
Ilustrasi Buaya. Foto: Shutter Stock

Sebagian besar waktu Gustave dihabiskan di pulau sungai kecil dekat Danau Tanganyika, danau terbesar kedua di Afrika Timur. Namun, ketika musim kawin tiba, Gustave bisanya melakukan perjalanan di sepanjang tepi Sungai Ruzizi dan saat itulah dia ada dalam fase paling berbahaya.

Dia melakukan perjalanan jauh ke daerah Rumonge dan Minago, dia bisa memburu nelayan dan perenang selama perjalanan itu. Sekitar 10 hingga 20 orang mati diburu di sepanjang tepi sungai. Satu tahun saya mengikuti perjalanan Gustave, dan telah memakan sekitar 17 orang dalam perjalanan antara Kanyosha dan Minago, serta Kabezi dan Magara," - Patrice Faye, ahli herpetologi -

Total lebih dari 300 orang telah dibunuh Gustave. Namun, Gansuana menyebutkan jumlah ini hanya perkiraan belaka karena sangat sulit untuk mengumpulkan data atau statistik kematian akibat serangan hewan liar.

"Keandalan statistik semacam itu sulit dinilai dalam kasus seperti ini," ujarnya. "Yang paling penting untuk diingat adalah bahwa dia jelas merupakan pemangsa desa Gatumba."

Anehnya, Gustave tak pernah menghabiskan tubuh mangsanya. Ini membuat penduduk setempat berpikir bahwa membunuh dan mencabik tubuh manusia hanya untuk bersenang-senang belaka. Namun, hal ini dibantah oleh Gansuana.

"Mereka tidak pernah membunuh untuk bersenang-senang. Buaya memiliki persyaratan yang sangat sedikit dalam hal jumlah makanan. Setelah dibunuh, mangsa tidak sepenuhnya dikonsumsi, kecuali dalam keadaan yang sangat khusus," jelas Gansuana. "Jadi, sebagian besar mangsa (Gustave) —manusia atau ternak— ditemukan hampir utuh, dengan hanya beberapa bagian yang hilang."

Gustave sendiri menghilang pada 2016. Usianya sudah lebih dari 75 tahun. Gansuana yakin Gustave masih ada di luar sana. Karena usianya sudah tidak muda lagi, kemungkinan Gustave lebih banyak bersembunyi dan berdiam diri di suatu tempat.

"Sulit untuk memastikan bahwa dia sudah mati, belum ada orang yang mengaku telah membunuh Gustave. Selain itu wilayah teritorial Gustave juga sangat luas, hampir di seluruh Danau Tanganyaka dan anak-anak sungai lainnya!"

Media files:
f6fjgapnohzzsrcvoihi.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar