Nov 26th 2022, 19:27, by Dina Mariana, Hi Pontianak
Hi!Pontianak - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartanto, memaparkan enam hasil kerja sama dalam pelaksanaan BIMP-EAGA ke-25 tahun 2022, di Pontianak, pada Sabtu, 26 November 2022.
"Kami bersama dengan para Menteri dari Brunei Darussalam, Malaysia dan Filipina dan juga dihadiri Gubernur Kalbar baru saja merampungkan Pertemuan Tingkat Menteri BIMP-EAGA ke-25 yang merupakan puncak dari serangkaian kegiatan yang dimulai sejak 23 November 2022," jelas Airlangga kepada awak media.
Tema dari Pertemuan Tingkat Menteri BIMP-EAGA tahun 2022 adalah 'Support Competitiveness and Climate Resilience'. BIMP-EAGA sendiri adalah forum kerja sama yang melibatkan daerah sebagai pemeran dan penggerak utama.
Saat ini, kata Airlangga, daerah yang masuk adalah 15 provinsi di pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (untuk Indonesia), seluruh wilayah Brunei Darussalam, Sabah, Labuan dan Sarawak (untuk Malaysia) serta 28 provinsi di Mindanao dan Palawan (untuk Filipina).
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak sosial dan ekonomi yang luar biasa. Namun, kami bersyukur bahwa di tengah situasi yang penuh tantangan ini, kerja sama BIMP-EAGA menunjukkan tanda-tanda pemulihan," terangnya.
Airlangga mengatakan, ekonomi Indonesia tumbuh 2,4 persen pada 2021 setelah sebelumnya terjadi kontraksi 3,3 persen. Nilai perdagangan di BIMP-EAGA sebesar 70,1 miliar USD. Jumlah tersebut meningkat sebesar 27,5 miliar USD dibanding sebelumnya. Sementara untuk investasi asing yang masuk pada daerah BIMP-EAGA meningkat mencapai 13,6 juta USD.
Pihaknya membahas beberapa isu penting untuk merespons situasi saat ini, yaitu tindak lanjut hasil Mid-Term Review BIMP-EAGA Vision 2025. Lalu upaya pemulihan dan pembangunan kembali ekonomi kawasan, termasuk mengenai pembukaan kembali konektivitas transportasi kawasan, pemulihan aktivitas perdagangan lintas batas, penguatan rantai pasok, dan dukungan UMKM serta keberlanjutan kerja sama dan visi BIMP-EAGA setelah tahun 2025.
"Terdapat beberapa capaian penting BIMP-EAGA yang kami catat dalam pertemuan ini," ujarnya.
Pertama, di tahun 2022 telah diselesaikan sembilan proyek Proyek Infrastruktur Prioritas (PIP). Lima proyek akan selesai dalam waktu dekat dan terdapat sepuluh proyek infrastruktur baru yang disepakati. Proyek-proyek ini akan memperkuat konektivitas kawasan, mengkatalisasi perdagangan lintas batas serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
"Kedua, konektivitas menjadi kunci penting untuk mencapai tujuan visi 2025, sehingga kami mendukung langkah-langkah untuk menghidupkan kembali konektivitas udara antara Tawau-Tarakan, Pontianak-Kuching, Zamboanga-Kota Kibabalu, dan Manado-Davao. Jalur laut baru antara Tanjung Silopo-Lahad Datu dan Bongao-Lahad Datu diharapkan dapat meningkatkan mobilitas manusia maupun perdagangan," paparnya.
Ketiga, penyelesaian "One Borneo Quarantine Initiative" yang akan segera ditindaklanjuti dengan penandatanganan Letter of Intent di tahun 2023. Inisiatif ini akan memperkuat ketahanan pangan bagi sub-kawasan dengan tetap memperhatikan kelancaran arus barang.
Keempat, implementasi BIMP-EAGA Green Cities Initiative, dimulai dengan Kota Kendari dan dilanjutkan berbagai kota lainnya seperti, General Santos, Kota Kinabalu, dengan dukungan dari ADB. Pontianak juga menjadi salah satu kota yang telah disepakati untuk mendapat pendampingan dari ADB dalam rencana aksi Green Cities BIMP-EAGA.
Dalam inisiatif ini, termasuk di antaranya pengembangan 14 green cities oleh Pemerintah Malaysia di Kuching dan Labuan.
Kelima terkait kerja sama energi, setelah sukses dengan interkoneksi kelistrikan di Kalimantan Barat-Sarawak maka akan dilanjutkan dengan interkoneksi yang menghubungkan Mindanao-Visayas serta akan disusul wilayah BIMP-EAGA lainnya.
"Kedepan, kita akan mulai membahas mengenai transisi energi menuju perluasan akses ke sumber daya energi terbarukan dan energi bersih," ucapnya.
Keenam, penandatangan tiga Nota Kesepahaman antara Sarawak Business Federation dengan KADIN Kalimantan Barat dan KADIN Kalimantan Timur, serta antara Dewan Bisnis BIMP-EAGA Indonesia dengan Dewan Bisnis BIMP-EAGA Brunei Darussalam.
Untuk memperkuat kerja sama dan integrasi ke depan, pihaknya mendukung penguatan institusi BIMP-EAGA melalui Penguatan institusi melalui revitalisasi Chief Ministers, Governors, and Local Governments Forum (CMGLF) untuk meningkatkan efektivitas dan implementasi proyek-proyek BIMP-EAGA.
Perluasan keanggotaan Dewan Bisnis BIMP-EAGA atau BEBC guna meningkatkan inklusi dan partisipasi kalangan swasta dan Pelembagaan BIMP-EAGA Facilitation Centre (BIMP-FC) sebagai Sekretariat BIMP-EAGA untuk memperkuat koordinasi, implementasi, dan monitoring inisiatif-inisiatif sub-kawasan.
"Selanjutnya, kami mendorong pengembangan kerja sama melalui Penyelarasan inisiatif yang sudah ada di BIMP-EAGA dengan Komunitas Ekonomi ASEAN. BIMP-EAGA perlu menjadi sebagai building block bagi integrasi perekonomian ASEAN," ungkapnya.
Penguatan kolaborasi BIMP-EAGA dengan negara-negara mitra seperti Korea, Jepang, China dan Northern Territory-Australia termasuk juga dengan ADB yang selama ini menjadi strategic partner dan selalu mendukung kegiatan BIMP-EAGA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar