Nov 8th 2025, 11:32 by BASRA (Berita Anak Surabaya)
Proses produksi batik terus berkembang, terlebih dengan adanya dukungan dari kalangan akademisi. Ini seperti yang dilakukan Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas Surabaya. Kampus di Surabaya timur ini berinovasi mengembangkan cetakan batik cap berbasis 3D printing. Inovasi ini ditujukan bagi pelaku UKM Batik Tulis Melati di Kota Pahlawan.
Langkah tersebut bertujuan meningkatkan efisiensi produksi tanpa menghilangkan nilai artistik batik. Inovasi ini juga menjadi upaya menjaga karakter tradisional dalam proses produksi modern.
Dosen UHW Perbanas Nanang Setiyoko, S.Pd., M.A., mengatakan penggunaan teknologi 3D printing mempercepat pengerjaan motif. Teknologi itu juga membantu menjaga kehalusan serta kerapian pola batik.
"UKM Batik Tulis Melati memiliki kualitas karya yang baik dan konsisten. Namun proses produksinya masih manual sehingga membutuhkan waktu lebih lama," ujarnya, Sabtu (8/11).
Nanang menilai keterbatasan alat cap menjadi salah satu hambatan utama bagi pengrajin. Alat yang digunakan biasanya dari karton atau tembaga, dengan biaya tinggi dan daya tahan rendah.
Menurutnya, keterbatasan itu juga membatasi eksplorasi motif batik yang dapat dikembangkan. Proses perancangan setiap pola masih dilakukan secara manual dan memakan waktu lama.
"Situasi tersebut mendorong kami menghadirkan inovasi teknologi yang tetap menjaga nilai tradisi, Kami ingin meningkatkan efisiensi sekaligus memperluas variasi motif batik," ungkapnya.
Selain menciptakan alat cap 3D, tim UHW Perbanas juga melatih pengrajin dalam desain digital motif batik. Pelatihan dilakukan menggunakan perangkat lunak grafis untuk meningkatkan kemampuan desain.
Upaya tersebut mendorong pengrajin mengembangkan motif baru yang terinspirasi flora dan fauna khas Surabaya. Hal ini menjadi bentuk penguatan identitas lokal dalam karya batik.
"Harapan kami, UKM Batik Tulis Melati dapat meningkatkan kapasitas produksi tanpa kehilangan jati dirinya, Dengan demikian daya saing produk bisa semakin kuat di pasar lokal dan nasional," tuturnya.
Inovasi tersebut menjadi program pengabdian masyarakat yang mendapat dukungan dari Kemendiktisaintek Tahun 2025. Dukungan tersebut memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan pelaku usaha lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar