Banyak orang menganggapheadrestmobil hanya berfungsi sebagai sandaran kepala semata. Padahal, komponen ini mempunyai peran penting dalam menjaga keselamatan pengemudi, terutama saat terjadi benturan dari belakang.
Mensitat Edmunds, sandaran kepala dibuat untuk membatasi gerakan kepala saat terjadi tabrakan dari belakang. Tujuannya supaya meminimalisir whiplash alias risiko cedera leher dan bahu pengemudi.
Whiplash merupakan cedera pada leher yang terjadi saat kepala tiba-tiba terdorong ke belakang lalu ke depan yang biasanya akibat tabrakan dari belakang.
Ilustrasi whiplash. Foto: Dok. Donald Physiotherapy
Gerakan cepat ini membuat leher menekuk membentuk huruf "S" dan dapat menegangkan otot, ligamen, bahkan tulang belakang leher. Gejalanya bisa berupa leher kaku sementara, sakit kepala, sampai kecacatan jangka panjang.
Selain whiplash, sandaran kepala juga berperan penting dalam menjaga stabilitas tubuh saat kecelakaan lain seperti saat mobil terguling. Dalam kondisi seperti itu, headrest membantu menahan posisi kepala agar tidak terbentur atau terpelintir secara berlebihan.
Jika mengalami whiplash, pengemudi akan merasakan nyeri dan rasa tidak nyaman yang berlangsung lama. Namun, hal ini bisa diantisipasi dengan mengatur headrest secara tepat.
Ilustrasi perbandingan posisi headrest yang salah dan benar. Foto: Dok. CPS Malaysia
Cara mengatur headrest mobil yang benar
Sebagai informasi, headrest merupakan fitur keselamatan penting yang telah diwajibkan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) sejak tahun 1969.
Menurut NHTSA, bagian ujung atas headrest wajib diposisikan di antara bagian atas telinga dan bagian atas kepala pengemudi. Apabila sandaran kepala bisa disetel horizontal, atur posisinya agar dekat dengan kepala tanpa mendorong kepala ke depan atau membuat sandaran turun.
Perlu diperhatikan, posisi sandaran kursi juga berpengaruh. Kursi yang lebih tegak akan membuat headrest lebih dekat dan lebih aman dengan kepala pengemudi.
Sementara itu, menurut hukum federal sandaran kepala mesti diatur dengan ketinggian 72 cm sampai 87 cm di atas pinggul pengemudi. Kemudian, jarak headrest dan kepala paling maksimal sejauh 5 cm.
Studi mengungkapkan, banyak pengemudi yang tidak mengatur headrest dan membiarkannya pada posisi paling pendek, lebih rendah 5-10 cm dari regulasi. Akibatnya, sandaran kepala tidak bisa memberikan perlindungan maksimal, sebagaimana dilaporkan Edmunds.
Dari data Insurance Institute for Highway Safety (IIHS), melaporkan bahwa headrest yang dirancang dengan baik bisa mengurangi cidera leher sampai 43 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar