Search This Blog

Viral Pria Bilang Penjual Mi Ayam Wonogiri Tak Ada Lawan, Apa Rahasianya?

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Viral Pria Bilang Penjual Mi Ayam Wonogiri Tak Ada Lawan, Apa Rahasianya?
Oct 25th 2025, 15:10 by Pandangan Jogja

Ilustrasi mi ayam dan bakso Wonogiri. Foto: Pandangan Jogja/Resti Damayanti
Ilustrasi mi ayam dan bakso Wonogiri. Foto: Pandangan Jogja/Resti Damayanti

Beberapa waktu terakhir, pernyataan seorang pria yang menyebut bahwa tidak ada penjual mi ayam dan bakso yang bisa menyaingi kesuksesan orang Wonogiri viral di media sosial.

"Mau buka usaha, mi ayam, bakso, enggak bisa melawan orang Wonogiri gaes. Enggak bakal bisa," ujar pria tersebut di videonya.

Orang Wonogiri itu berpikirnya begini, dia mau perang, di masuk ke tempat orang, mau berusaha di manapun tempat di seluruh Indonesia, dia modal besar, gilingan mi ayam itu paling enggak belinya Rp65 juta," lanjutnya.

Seorang pria viral di media sosial karena menyebut tak ada usaha mi ayam dan basko yang bisa mengalahkan kesuksesan orang Wonogiri. Foto: Dok. Istimewa
Seorang pria viral di media sosial karena menyebut tak ada usaha mi ayam dan basko yang bisa mengalahkan kesuksesan orang Wonogiri. Foto: Dok. Istimewa

Video tersebut pun viral dan menuai pro-kontra. Namun, di luar perdebatan itu, ada warung mi ayam dan bakso Wonogiri di Jogja yang sudah bertahan selama 25 tahun. Warung itu bernama Bakso dan Mie Ayam Mandholin yang berada di seberang Terminal Condongcatur, Sleman.

Meski sudah bertahan seperempat abad, namun pemilik warung, Lastini (42) atau yang akrab disapa Bu Mandholin, menyebut usahanya tak dimulai dengan modal besar seperti yang disampaikan pria dalam video viral tersebut.

Tak Dimulai dengan Modal Besar

Warung Bakso dan Mie Ayam Mandholin asli Wonogiri di Jogja yang sudah bertahan 25 tahun. Foto: Pandangan Jogja/Resti Damayanti
Warung Bakso dan Mie Ayam Mandholin asli Wonogiri di Jogja yang sudah bertahan 25 tahun. Foto: Pandangan Jogja/Resti Damayanti

Awalnya, Bu Mandholin hanya mengolah sekitar 1 hingga 1,5 kilogram daging ayam per hari. Dalam masa jayanya, jumlah itu melonjak hingga 23 kilogram, dan kini stabil di kisaran 10 hingga 13 kilogram setiap hari.

Ia juga menyebut tak ada resep khusus yang jadi rahasia warungnya, kuncinya adalah menjaga kualitas dan tidak pelit bumbu.

"Nggak ada bumbu rahasia. Rasanya tetep menjaga kualitasnya. Nggak pelit bumbu. Daging yang berkualitas yang bagus, nomor satu dagingnya," ujar Bu Mandholin saat ditemui Pandangan Jogja di sela-sela kesibukannya melayani pelanggan, Rabu (22/10).

"Campurannya tepungnya nggak banyak, supaya tetep enak. Yang jelas bertahan itu nggak gampang. Kualitasnya, rasanya semuanya harus dijaga. Ini sudah jalan 25 tahun," lanjutnya.

Lastini, pemilik warung Bakso dan Mie Ayam Mandholin asli Wonogiri. Foto: Pandangan Jogja/Resti Damayanti
Lastini, pemilik warung Bakso dan Mie Ayam Mandholin asli Wonogiri. Foto: Pandangan Jogja/Resti Damayanti

Ia mengakui, menjaga keberlangsungan usaha kuliner selama puluhan tahun bukanlah hal mudah, apalagi di tengah naik-turunnya harga bahan baku dan selera pelanggan yang terus berubah. Namun bagi Bu Mandholin, konsistensi rasa adalah kunci. Ia mengaku tidak akan pernah mengurangi bumbu demi menekan biaya.

"Kita bertahan apalagi kondisi saat ini bener-bener nggak semudah yang orang lihat. Tetep kita mengutamakan rasa dan kualitas yang terbaik. Namanya orang jualan pasti ada kurangnya, nggak sesuai pelanggan satu dengan satunya selera," ucapnya.

"Misal ada bahan yang lagi mahal, tetep kita nggak ngurangin bumbu yang ada," tegasnya.

Kata Pelanggan: Sudah 3 Tahun Langganan, Jadi Destinasi Wajib

Salah satu pelanggan dari Solo, Pipit, mengaku sudah 3 tahun menjadikan Mie Ayam Bakso Mandholin sebagai destinasi wajib setiap kali berkunjung ke Yogyakarta.

"(Yang enak) Mie sama airnya makanya kalau ke Jogja harus ke sini. Saya dari Solo, makan ini wajib. Awalnya nggak sengaja, suami di sini nyari mie ayam, coba-coba di sini cocok. Pokoknya pas selera, ketagihan lagi," ungkap Pipit.

Ia menambahkan bahwa dalam satu kali kunjungan ke Yogyakarta, ia bisa makan dua kali di tempat yang sama. "Jogja 10 hari udah makan 2 kali. Makan dulu sebelum pulang, pasti itu. Langganan udah 3 tahunan," katanya.

Hal serupa disampaikan pelanggan lain, Puji Lestari. Setiap kali berkunjung, ia naik bus Trans Jogja dan turun tepat di depan warung.

"Bela-belain dari Jalan Solo ke sini naik TJ, pas depannya. Enak banget kenyal mienya, pokoknya mantap. Se-Jogja yang aku temuin, ini yang paling enak, nggak bohong," ujarnya.

Ia menyebut, potongan ayam yang besar dan kuah yang gurih menjadi alasan utama selalu kembali. "Langganan sini, potongannya besar-besar, kuahnya seger sampai habis padahal udah makan. Pasti mampir ke Mie Ayam Mandholin," kata Puji.

Media files:
01k8d6ak5e1cq13kctbzzzeg5x.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar