Sep 21st 2024, 21:13, by Yulia Ramadhiyanti, Hi Pontianak
Hi!Pontianak - LAS!, band asal Pontianak menutup rangkaian Bablas! Tour Kalimantan Barat Melawan Perubahan Iklim di Kota Sintang, Sabtu 21 September 2024.
Tour ini bekerja sama dengan Trend Asia dan Link-AR (Lingkaran Advokasi dan Riset) Borneo. Tour di tiga kota ini untuk menyuarakan isu lingkungan yang terdampak kegiatan pertambangan, perkebunan, hingga industri perkayuan penyebab deforestasi.
Selain menggelar konser di 3 kota, LAS! juga melakukan open trip ke beberapa tempat terdampak deforestasi sekaligus diskusi dengan para pihak. Di Sintang, diskusi dan konser berlangsung di Segaris Coffee.
Vokalis LAS!, Bob Gloriaus mengungkapkan bahwa ide untuk menggelar Bablas! Tour sudah ada sebelum berangkat ke Bali untuk workshop. Dari workshop tersebut, pihaknya banyak mendapatkan inside. Bob menganggap akan sangat disayangkan jika inside yang ada tidak direalisasikan.
"Akhirnya kami menghubungi teman-teman dari Trend Asia. Tujuannya sederhana, kita ingin melanjutkan semangat workshop dari Bali agar bisa dibawa ke Kalbar. Mengingat Kalbar adalah bagian hulu dari deforestasi serta bagian dari transisi energi," jelasnya.
Bob mengaku, di satu sisi, dirinya sadar bahwa musik bisa jadi ajang persatuan dan untuk mendorong perlawanan. Makanya ia ingin menggabungkan musik dengan kegiatan aktivisme untuk membawa isu lingkungan kepada masyarakat.
"Nah, tujuan dari Bablas! Tour adalah ingin memberitahukan pada generasi muda soal isu-isu lingkungan khususnya dampak deforestasi. Kebetulan demografi pendengar LAS! adalah anak muda, jadi kita ingin mereka terpapar dengan isu ini," ujarnya.
Direktur Komunikasi Trend Asia, Zamzani Arlinus mengatakan bahwa bagi Trend Asia Kalimantan Barat sangat strategis karena deforestasinya sangat tinggi. Bahkan ada investigasi jurnalis menyatakan bahwa penggundulan hutan terbesar di Indonesia ada di Kalimantan Barat.
"Makanya dalam kerja sama ini kita bersama kawan-kawan musisi, Link-AR Borneo serta jurnalis berkunjung ke titik di mana hutan adat dihancurkan. Kita menyaksikan dan mendengarkan langsung keluhan masyarakat adat yang tercabik-cabik akibat hutan dibabat oleh perusahaan kayu," jelasnya.
"Dan kita senang teman-teman musisi dari LAS! punya semangat yang sama untuk menyuarakan isu-isu lingkungan. Sehingga kampanye tentang lingkungan semakin berlipat ganda. Dan isu ini bukan hanya milik masyarakat yang terdampak saja atau NGO, tapi juga teman-teman musisi. Makanya kita menyambut baik dan ikut rangkaian tur Bablas! di Kalimantan Barat," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, LAS! adalah grup band yang tergabung dalam kolektif No Music On A Dead Planet. Gerakan kolektif ini terdiri dari seniman dan profesional di industri musik yang berkomitmen untuk menyuarakan isu iklim dan lingkungan.
Ini adalah buah dari bergabungnya Indonesia sebagai negara Asia pertama dalam kampanye internasional Music Declares Emergency pada 2023. Termasuk dalam kolektif ini adalah Efek Rumah Kaca, Barasuara, Voice of Baceprot, dan banyak lagi seniman dari berbagai penjuru Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar