Dec 3rd 2023, 07:37, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan waktu tunggu (headway) LRT Jabodebek kini semakin singkat, hanya 15 menit. Padahal sebelumnya, waktu tunggu moda transportasi teranyar ini sangat lama yakni 1 jam.
Direktur Prasarana Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Djarot Tri Wardhono, mengungkapkan pihaknya sudah memperbaharui perangkat lunak (software), sehingga sistem pengereman sudah semakin halus.
Menurut Djarot, LRT Jabodebek menggunakan teknologi Grade of Automation (GoA) level 3, di mana seluruh software yang mengatur seluruh persinyalan dilakukan secara jarak jauh oleh Operation Control Center.
"Software itu kita upgrade dengan versi terbaru dari pertama kali launching, dengan versi ini sudah ada peningkatan software sehingga itu memberikan kenyamanan dari si pengereman," kata Djarot dalam siaran langsung di Instagram @ditjenperkeretaapian, dikutip Sabtu (2/12).
Djarot bilang, saat pertama kali LRT Jabodebek diluncurkan, pengereman moda transportasi publik itu memang cenderung kasar. Dia memastikan dengan pembaharuan ini, kualitas pengereman otomatis sudah bisa disandingkan dengan sistem manual oleh masinis di KRL.
"Fungsi masinis ini diduplikasi melalui software, sehingga software itu memperhalus pekerti manusia melakukan pengereman di KRL. Dengan upgrade software ini pengereman juga menjadi semakin halus," ungkapnya.
Tak hanya itu, pemerintah dan para operator juga telah menyelesaikan masalah roda dan rel yang mengalami aus. Masalah tersebut membuat banyak rangkaian kereta (trainset) masuk bengkel, sehingga waktu tunggu (headway) di stasiun mencapai 1 jam.
Djarot menyebutkan, pihaknya telah melakukan simulasi berupa solusi jangka pendek dengan melakukan lubrikasi di roda dan jalan rel, serta grinding di total 28 jalur lengkung LRT Jabodebek.
"Alhamdulillah keausan mulai berkurang dan trainset yang awalnya 8 kita kemarin sudah 12 trainset, dan hari ini kita menjalankan 16 trainset dan jadi kendala-kendala itu kami bicarakan bersama sehingga kita bisa menyelesaikan dalam jangka pendek ini," tutur dia.
Dengan solusi tersebut, dia memastikan headway LRT Jabodebek saat ini sudah semakin singkat, menjadi sekitar 7,5 menit hingga 15 menit untuk seluruh lintasan, baik itu Cawang-Jatimulya, Cawang-Harjamukti, dan Cawang-Dukuh Atas.
"Solusi jangka pendek dengan memberlakukan lubrikasi dan grinding ini memang secara headway sudah semakin sempit, dan yang cukup menarik lagi kita sudah melakukan 202 perjalanan per hari untuk hari kerja, untuk akhir pekan kita bisa 200 perjalanan," ucap Djarot.
Di sisi lain, Djarot juga memastikan keamanan dan keselamatan penumpang LRT Jabodebek ketika musim hujan. Melalui GoA 3, teknologi yang dimiliki moda ini bisa mendeteksi secara langsung kondisi-kondisi darurat dengan minim intervensi manusia.
"Dengan cuaca cukup ekstrem ini kita ada sensor-sensor yang cukup maju teknologinya sehingga bisa mendeteksi bagaimana perubahan cuaca secara real time, sehingga respons teknologi yang digunakan pun secara real time," jelasnya.
"Secara otomatis dia akan menyesuaikan operasional dan memastikan bahwa kereta berjalan dengan keamanan dan keselamatan tinggi," tambah dia.
Selain itu, lanjut Djarot, seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) di LRT Jabodebek telah terlatih untuk melakukan seluruh simulasi dalam berbagai keadaan darurat, termasuk ketika terjadi cuaca esktrem.
"Kami berharap dengan cuaca ekstrem ini tidak ada gangguan-gangguan dengan sistem GoA 3 yang dijalankan oleh LRT saat ini," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar