Nov 12th 2023, 09:43, by Muhammad Thaufan Arifuddin, Muhammad Thaufan Arifuddin
Pemimpin negara-negara Islam bertemu untuk membahas nasib Gaza dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja sama Islam (KTT OKI) pada hari Sabtu tanggal 11 November 2023. Semua pemimpin negara OKI memberikan pandangan terhadap krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang telah menelan korban lebih dari 10.000 manusia.
Perdana Menteri Saudi Arabia, Mohammed bin Salam (MBS), memberikan pandangan awal sambil menyambut para pemimpin negara berpenduduk Islam ini. MBS memastikan pertemuan ini membahas secara mendalam tragedi kemanusiaan di Gaza, Palestina.
Pidato Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, terlihat berpidato berapi-api dan penuh semangat. Mereka berdua terlihat tegas menentang brutalitas Israel di jalur Gaza. Presiden Turki, Erdogan, melihat Israel telah melampui batas dengan membom rakyat Gaza tanpa ampun. Erdogan menyayangkan negara-negara Barat terutama Amerika terlihat memanjakan Israel.
Presiden Iran juga sangat jelas meminta negara-negara Islam bersatu untuk menekan Israel dan meminta bantuan kemanusiaan harus segera diberikan kepada rakyat Gaza. Raisi meminta kepada negara-negara Arab tak hanya peduli dengan masjid suci Al-Aqsa, tetapi juga membuka akses Rafah demi jalur bantuan kemanusiaan. Tak lupa, Raisi menyanjung perjuangan rakyat dan anak-anak Gaza yang mampu tegar di bawah bombardir Israel.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, juga berpidato meminta bantuan dunia internasional untuk melindungi Palestina dari kebiadaban pendudukan Israel. Mahmoud Abbas juga meminta negara Islam menjaga masjid suci Al-Aqsa. Mahmoud Abbas juga mengatakan bahwa Amerika seharusnya bisa mengontrol Israel untuk tidak melanjutkan pembantaian di jalur Gaza.
Kekesalan para pemimpin negara Islam ini senada dengan melemahnya dukungan beberapa pemimpin Barat kepada Israel karena brutalitas Benjamin Netanyahu. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, misalnya dalam wawancara dengan BBC (11/11/2023) meminta Israel menghentikan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Jalur Gaza.
Obama juga terlihat mulai bersimpati kepada rakyat Palestina dan melihat krisis kemanusiaan di Gaza dan pendudukan terhadap Palestina adalah sesuatu yang tak bisa diterima (unbearable). Bahkan meminta komunitas internasional untuk memiliki moral clarity dalam melihat krisis kemanusiaan di Gaza saat ini.
Dalam beberapa jejak digital yang diungkapkan oleh channel TYT, Obama dan Trump bahkan keduanya tidak mempercayai Benjamin Netanyahu bisa diandalkan untuk mempromosikan perdamaian di Palestina.
Dukungan lain datang dari filmmaker Michal Moore. Dalam wawancara dengan Al Jazeera, ia mengatakan bahwa kita harus menghentikan pembantaian di jalur Gaza yang hanya mengorbankan masyarakat sipil.
Alhasil, dukungan pemimpin dunia dan komunitas internasional semakin terlihat menguat untuk menghentikan brutalitas Israel di Gaza Palestina. Semoga mereka yang terluka segera dapat diobati, mereka yang kelaparan dapat segera mendapatkan makanan dan anak-anak di Gaza dapat segera kembali bermain. Demikian pula, semua tawanan di kedua belah pihak harus dibebaskan.
Tak lupa kita berdoa semoga Benjamin Netanyahu segera diadili di International Criminal Court (ICC) untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan menjadi pelajaran politik yang berharga bagi dunia internasional. Aaamin Ya Rabbal Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar