Sep 9th 2023, 08:33, by Tim kumparan, kumparanNEWS
Acara diskusi yang mengundang pengamat politik Rocky Gerung di Kopi Nuri, Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, DIY, pada Jumat (8/9), ditolak sekelompok massa.
Diskusi ini diadakan HMI Komisariat FEB UGM dan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bulaksumur-Karangmalang (PC IMM BSKM).
Pantauan kumparan, sekelompok massa itu datang dengan membentangkan spanduk bertuliskan "Yogyakarta Kota Pelajar, Budaya Bermartabat. Tolak & Usir Rocky Gerung & Refly Harun. Penghina Presiden, Penghancur Kehormatan Bangsa & Perusak Moralitas Anak Bangsa".
"Kami hari ini jelas seperti kemarin, menghalau Rocky Gerung untuk bisa datang ke acara yang ada di Yogya. Karena Yogya kota berbudaya dan Yogya istimewa kami tidak mau diobok-obok dengan cara seperti ini," kata Fajar Yoga dari Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) kemarin.
Bukan kali ini saja sekelompok massa menolak kedatangan Rocky Gerung di DIY. Pada 2 Agustus 2023 lalu di Bento Kopi, Gamping, Kabupaten Sleman, kehadiran Rocky juga ditolak massa. Sebabnya Rocky dinilai provokatif setelah menyebut kata tak pantas ke Presiden Jokowi.
"Kami berkomitmen menjaga DIY ini dari oknum-oknum yang nggak pantas lah berkata pada simbol negara ini. Jadi biar Yogya kondusif juga jangan sampai ada pembelajaran yang salah dari itu (Rocky)," katanya.
Fajar menjelaskan pihaknya mengizinkan acara diskusi berlangsung tetapi tanpa Rocky dan Refly.
"Silakan acara kami izinkan berlangsung tapi jangan sampai dua nama tersebut masuk Rocky Gerung dan Refly Harun. Itu aja," katanya.
Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Muda Muhammadiyah Bulaksumur-Karangmalang (PC IMM BSKM) Muhammad Sulchan Fathoni selaku penyelenggara diskusi mengatakan, diskusi tersebut sejatinya dihadiri Rocky Gerung, Refly Harun, Saut Situmorang hingga Ketua BEM KM UGM.
Diskusi ini berisikan tentang korupsi. Pertama mengenal korupsi sebagai akar permasalahan dari banyaknya masalah di republik ini.
Kedua, mengenal cara menangani korupsi dengan pendekatan baru. Ketiga, mengetahui bagaimana korupsi telah melanggar dan menghancurkan demokrasi.
Rocky, menurutnya salah satu akademisi yang sangat dihargai di kalangan akademik.
"Di sini kita cuma mau belajar, di sini kita cuma mau mendengar apa yang disampaikan oleh para akademisi, praktisi, dan teman-teman semua. Karena di sini diskusi publik," kata Sulchan.
Detik-Detik Mencekam saat Rocky Gerung Sampaikan Materi Diskusi di Sleman
Meski mendapatkan penolakan dari sekelompok massa, akademisi sekaligus pakar politik Rocky Gerung dan Refly Harun tetap menghadiri sebagai pembicara dalam diskusi mahasiswa yang digelar oleh HMI Komisariat FEB UGM.
Keduanya terlihat berada di dalam kafe Kopi Nuri bersama dua pembicara lainnya dan juga moderator disertai pengamanan yang ketat dari pihak kepolisian.
Situasi yang semula sempat mereda kembali ramai saat Refly Harun dan Rocky Gerung mulai menyampaikan materinya.
Bahkan sekelompok massa itu berhasil masuk melalui pintu samping dan menggeruduk kedua tokoh yang sempat menghina Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu.
"Presiden Indonesia dihina sama dia, kalian masih mau belajar sama dia," teriak salah satu perwakilan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) yang menolak kehadiran Rocky Gerung dan Rafly Harun.
Mendengar ragam teriakan yang disampaikan itu, Rocky Gerung pun menyapa para demonstran yang berdiri di sawah.
"Pohon jati tumbuh di sawah, kalau nggak ngerti jangan marah," kata Rocky Gerung memulainya dengan pantun.
"Teman teman yang ada di sawah silakan bergabung, kita mau berdiskusi," ajak Rocky Gerung.
Namun, suasana massa kembali mencekam dan meminta Rocky Gerung untuk tidak mengisi diskusi tersebut. Bahkan salah seorang melemparkan botol minuman kemasan dan mengenai orang di sebelah Rocky Gerung.
Sontak saja hal itu membuat geram dan diskusi sempat terhenti. Para mahasiswa pun meminta agar pihak kepolisian menahan oknum tersebut lantaran menggunakan kekerasan dalam aksi demonstran tersebut.
"Tahan tahan," teriak mahasiswa yang berada di kafe Kopi Nuri.
Alhasil diskusi pun dilanjutkan di tengah amukan demonstran itu dan penjagaan yang ketat dari pihak kepolisian. Namun panitia mempersingkat diskusi tersebut dengan meniadakan sesi tanya jawab karena dikhawatirkan situasi di lokasi yang mulai tidak kondusif.
Refly Harun Kena Lemparan Botol saat Diskusi dengan Rocky Gerung di Sleman
Refly bersama Rocky dan mantan pimpinan KPK Saut Situmorang menjadi pembicara dalam acara bertajuk 'Masa Depan Demokrasi di Tengah Derasnya Arus Korupsi'.
Sejak diskusi dimulai sejumlah orang sudah meneriakkan penolakan kedatangan Rocky dan Refly. Saat Rocky berbicara, tiba-tiba botol air mineral melayang dan mengenai leher Refly Harun.
"Pak Polisi, saya protes karena kena leher saya. Saya tidak melakukan kekerasan apa pun. Tolong yang melempar ditangkap," kata Refly.
Saut Situmorang yang berada di samping Refly pun lantas berteriak bahwa barang bukti pelemparan sudah jelas.
"Yang melempar diambil itu. Ini barang buktinya. Pak Polisi, yang melempar diambil. Ini buktinya ini, deliknya jelas," katanya.
Bahkan Saut menyatakan peristiwa ini akan dia sampaikan ke Kapolri. "Deliknya jelas, Pak Polisi. Kalau nggak diambil, kita lapor Kapolri nanti. Itu delik pidana," katanya.
Demi keamanan Rocky cs, para mahasiswa yang hadir di lokasi membuat barikade saat Rocky dan pembicara lainnya pulang. Rocky harus melewati sawah kering di belakang kafe.
Sembari berlari-lari kecil, Rocky pun sempat menjawab pertanyaan wartawan.
"Bagus. Ini diskusi interaktif," katanya.
"Saya ditolak, tapi saya hanya mengucapkan pikiran saya nggak melakukan kejahatan," jelas pria yang sering disebut filsuf Indonesia ini.
Sementara terkait lemparan yang mengenai Refly, Rocky mengatakan ada bukti yang jelas.
"Itu ada bukti. Nanti diproseslah itu," katanya.
Refly Harun pun angkat bicara soal lemparan botol air mineral yang mengenai lehernya.
"Ya saya kira, gini kita boleh emosi, tapi jangan menggunakan fisik. Fisik itu bisa membahayakan manusia. Coba bayangkan kalau itu kena mata dan kacamata saya pecah, kan," kata Refly yang kanal YouTube-nya memiliki pengikut 2,82 juta.
Soal proses hukum ke depan, Refly tampaknya masih pikir-pikir. "Itu nantilah kita lihat," pungkasnya.
Refly Harun Soal Dilempar Botol Saat Diskusi: Mestinya Pak Polisi Tahu
Masih soal langkah ke depan, Refly menyatakan dirinya bukan tipe orang yang mau merepotkan orang lain, soal pelemparan botol kepada dirinya.
"Saya kan orang yang tidak mau merepotkan orang lain sesungguhnya. Tetapi ini pelajaran. Coba bayangkan kalau yang dilemparkan itu senjata tajam, coba gimana," katanya.
"Untung cuma (botol air mineral) ini yang dilemparkan. Kalau dilemparkan senjata tajam atau batu sebagainya," jelasnya.
"Semarah-marahnya kita jangan sampai melakukan kekerasan, orang yang melakukan kekerasan itu pasti nggak bener," bebernya.
Lebih jauh, Refly menjelaskan syarat demokrasi itu ada 3. Pertama jangan menyentuh fisik, menyentuh properti, dan membahayakan nyawa.
"Sepanjang itu orang ngomong, nggak papa tapi ketika dia melakukan kekerasan fisik itu lain persoalan. Jadi bukan soal kena lehernya sekarang kalau saya bilang kena kaca gimana kacamata saya pecah. Dan pecahannya masuk mata. Kan dekat sekali saya kena di sini saya kena (leher)," bebernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar