Sep 22nd 2023, 09:14, by Nabila Jayanti, kumparanBISNIS
Perusahaan China, Xinyi Group, disebut-sebut dalam konflik di Pulau Rempang. Xinyi bakal berinvestasi Rp 381 triliun untuk membangun industri kaca dan panel surya untuk PLTS. Meski diwarnai konflik, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tak mau perusahaan itu mengalihkan investasinya ke Johor, Malaysia.
"Kita harapkan janganlah (Xinyi ke Malaysia), dulu kan karena kekonyolan kita juga lari ke tempat lain. Jadi kita sendiri harus introspeksi apa yang salah, enggak boleh malu malu," kata Luhut dalam konferensi pers Marine Spatial Planning and Expo Service 2023 di Pullman Central Park, Selasa (19/9).
Senada dengan Luhut, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia juga mempertahankan investasi ini. Menurutnya, investasi harus direbut, sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Perebutan proyek investasi asing ini butuh kecepatan dan ketepatan yang tidak menimbulkan kerugian di satu pihak.
"Kalau kita terlalu lama, memangnya mereka (investor) mau menunggu kita? Kita butuh mereka, tapi di sisi lain, juga harus menghargai yang di dalam," katanya dikutip dari Antara, Senin (18/9).
Xinyi menjadi salah satu investor di Pulau Rempang. Rencananya, perusahaan itu akan membangun pabrik kaca dan panel surya terbesar kedua di dunia.
Profil Xinyi Glass
Dikutip dari websitenya, Xinyi Glass Holdings Limited berdiri sejak 1988. Berpusat di Hong Kong, China, Xinyi bergerak di bidang produksi kaca apung, kaca mobil, hingga kaca arsitektur hemat energi.
Perusahaan ini mengeklaim punya kapitalisasi pasar lebih dari 51,6 miliar dolar Hong Kong, dengan total area industri 9,15 juta meter per segi. Xinyi menyebut pendapatannya lebih dari 12,6 miliar dolar Hong Kong di semester pertama tahun 2023. Jumlah karyawan mereka kini ada lebih dari 15 ribu orang.
Website resmi Xinyi juga mencatat memiliki kantor luar negeri di tiga negara, yakni Dubai, India, dan Korea Selatan. Di luar negeri, perusahaan kaca tersebut punya pabrik di Malaysia Industry Park yang berjalan sejak 2016.
Pabrik kaca apung dan kaca berlapis itu sekaligus jadi pabrik luar negeri satu-satunya milik Xinyi Group yang sudah beroperasi saat ini. Sementara di China, Xinyi mempunyai 12 pabrik kaca yang tersebar di penjuru negeri.
Nah, sebelum di Rempang, Xinyi Group telah membangun pabrik mereka melalui PT Xinyi Glass Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE di Gresik. Investasi itu diresmikan pada Agustus 2022 lalu, dikutip dari website resmi JIIPE.
Namun, investasi mereka di Gresik hanya sekitar USD 700 juta karena lahan yang terbatas. Sementara proyek di Pulau Rempang membutuhkan lahan seluas 2 ribu hektare. Investasi tahap awal di Rempang mencapai USD 11,6 miliar atau sekitar Rp 170 triliun.
"Di Rempang ini akan jadi industri kaca terbesar di dunia. Pertimbangannya selain mendekati pasokan bahan baku, juga menyiasati kalau AS benar-benar melarang impor dari China," kata Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso baru-baru ini.
Forbes mencatat Xinyi mengantongi pendapatan sebesar USD 3,9 miliar pada tahun 2022. Dengan total aset USD 7,2 miliar, serta laba bersih sebesar USD 1,5 miliar pada tahun yang sama. Xinyi juga masuk daftar The Global 2000 yang dirilis Forbes tahun 2022.
Bukan yang Terbesar
Berdasarkan penelusuran kumparan, sejauh ini sejumlah sumber tak mencatat Xinyi sebagai pabrik kaca terbesar di dunia. Dikutip dari Insider Monkey, produsen kaca terbesar paling atas adalah Kyocera Company yang berbasis di Kyoto, Jepang.
Kyocera sudah beroperasi sejak 1959, puluhan tahun sebelum Xinyi berdiri. Perusahaan ini memproduksi komponen elektronik–termasuk komponen PLTS–hingga komponen optik.
Per November 2022, kapitalisasi pasar mencapai USD 2,58 triliun atau 20,1 triliun dolar Hong Kong. Jumlah ini jauh di atas Xinyi. Per 2023, jumlah karyawan mereka mencapai sekitar 81.209 orang.
Data Statista juga mengungkap deretan perusahaan kaca terkemuka di seluruh dunia, namun tak memuat nama Xinyi. Menurut Statista, produsen kaca paling terkemuka berdasarkan pendapatannya tahun 2022 adalah Saint-Gobain.
Perusahaan multinasional asal Prancis itu meraup pemasukan sebesar USD 44,6 miliar sepanjang 2022. Berdasarkan informasi di websitenya, Saint-Gobain memiliki total 167.000 karyawan di seluruh dunia. Mereka tersebar di 75 negara. Saint-Gobain sendiri sudah berjalan sejak tahun 1665 di era Raja Prancis Louis XIV.
Nah, dari daftar Statista tersebut, hanya ada dua nama produsen kaca asal China, yakni China Glass Holdings Limited dan Fuyao Glass Industry Group.
China Glass Holdings Limited bergerak di bidang produksi sampai distribusi kaca bening. Perusahaan yang berdiri tahun 2005 ini mempunyai sekitar 4.000 karyawan. Mereka juga memproduksi kaca hemat energi dan modul baterai photovoltaic.
Pada tahun 2022, China Glass Holdings Limited memperoleh pendapatan sebesar USD 5,3 miliar atau setara dengan 41,4 dolar Hong Kong. Nilai tersebut lebih besar dari pendapatan Xinyi.
Sementara Fuyao Glass Industry Group meraup pendapatan sebesar USD 1,89 miliar pada tahun 2022. Nilai ini sebetulnya lebih rendah jika dibandingkan dengan pendapatan Xinyi yang dirilis Forbes. Namun, dilihat dari persebaran pabriknya, Xinyi masih kalah dari Fuyao Group.
Dikutip dari website resmi Fuyao Group, perusahaan yang berdiri tahun 1987 itu punya basis produksi kaca di 11 negara, termasuk Rusia, Jerman, AS, dan Jepang. Fuyao mempunyai sekitar 27.000 karyawan di seluruh dunia.
Mereka mengeklaim sebagai salah satu produsen kaca otomotif terbesar di dunia. Sejumlah merek ternama, seperti Mercedes-Benz dan Audi, menggunakan produk kaca mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar