Sep 3rd 2023, 08:44, by Nabila Jayanti, kumparanNEWS
Anies Baswedan akhirnya maju bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pada Pilpres 2024 mendatang. Deklarasi pasangan capres-cawapres pun telah dilakukan di Hotel Majapahit, Surabaya, Sabtu (2/9).
Jauh sebelum dipinang Anies, nama Cak Imin sebetulnya juga sudah masuk bursa cawapres Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto. Meski begitu, elektabilitas Cak Imin memang terbilang cukup rendah. Dalam survei Litbang Kompas pada Agustus 2023, misalnya, elektabilitas eks Ketum PMII (1994-1997) itu hanya 0,4 persen.
Terlepas dari elektabilitasnya secara personal, PKB dikenal punya basis pemilih yang kuat di Jawa Timur. Ya, Jawa Timur akan menjadi salah satu kunci lantaran jumlah pemilih pada Pemilu 2024 akan mencapai 30,9 juta jiwa.
Berdasarkan catatan kumparan, ada enam provinsi di Indonesia dengan jumlah pemilih terbesar. Tiga di antaranya adalah di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat (33,3 juta jiwa), Jawa Tengah (30,6 juta jiwa), dan Jawa Timur (30,9 juta jiwa).
Pengamat politik Eep Saefulloh Fatah menilai, Cak Imin juga akan memegang peran kunci dalam Pilpres mendatang. Hal ini menurutnya berdasarkan tingginya hasil survei PolMark Research Center di 78 dapil di Indonesia yang melibatkan 62.840 responden.
"Suara Nahdliyin [Nahdlatul Ulama] selalu jadi penentu dalam pemilu pascareformasi. Dan di Jatim yang merupakan lumbung suara Nahdliyin, ada pengentalan suara kepada PKB dan Gus Imin," kata Eep dalam diskusi di FISIPOL UGM, dikutip dari Pandangan Jogja (partner kumparan), Senin (5/6).
Elektabilitas Cak Imin, kata dia, memang hanya mencapai empat koma secara nasional. Namun di Jatim, menurutnya, elektabilitasnya bisa mencapai 11 koma jauh di atas Anies Baswedan yang memiliki selisih dua persen di bawahnya, serta Khofifah Indar Parawansa yang tak sampai separuh dari Cak Imin.
"Ada pengempalan (penguatan) suara ke PKB dan Gus Imin dari para pemilih di Jatim yang mengaku simpatisan, anggota, pengurus, dan pimpinan NU yang kita sebut sebagai warga Nahdliyin," katanya.
Perolehan Suara PKB di Jatim
Berdasarkan data KPU di BPS yang diolah kumparan, suara PKB sempat turun drastis di tahun 2009, namun meroket pada dua pileg selanjutnya, yakni tahun 2014 dan 2019.
PKB memperoleh 3.671.911 suara di Jawa Timur pada Pemilu 2014. Jumlah tersebut merupakan 32,49 persen dari perolehan suara PKB secara nasional, yakni 11.298.957 suara. Praktis, PKB menjadi partai dengan suara terbanyak di Jawa Timur pada saat itu.
Perolehan suara PKB di daerah tersebut pada Pileg 2019 mengalami peningkatan sebesar 14,3 persen menjadi 4.198.551 suara. Secara nasional, partai yang didirikan Abdurrahman Wahid itu juga mendapat suara yang lebih banyak dari pemilu sebelumnya, yakni 13.570.097 suara.
Jumlah perolehan suara PKB tersebut merupakan 19,4 persen dari total suara sah pemilu di Jatim. Saat itu total suara semua parpol di Jatim sebesar 21.684.724.
Meski jumlah suara PKB meningkat dari pemilu sebelumnya, namun jumlah PKB di 'kandangnya' masih kalah dari PDIP. Kala itu, PDIP mendapat 4.319.666 suara. Ini sekaligus mengukir sejarah baru, sebab PDIP belum pernah meraih peringkat satu di pemilu Jatim.
Peringkat PKB di Jatim pada Pileg 2019
Ranking
Parpol
Jumlah Suara
1
PDIP
4.319.666
2
PKB
4.198.551
3
Gerindra
2.408.607
4
Golkar
2.256.056
5
NasDem
2.190.169
6
Demokrat
1.841.145
7
PAN
1.209.375
8
PPP
1.192.976
9
PKS
862.840
10
Perindo
479.577
11
PSI
329.621
12
Berkarya
327.817
13
Hanura
244.329
14
PBB
93.717
15
Garuda
80.169
16
PKPI
34.924
Meski raihan suara PKB cenderung tipis terhadap PDIP, namun PKB harus puas berada di peringkat dua. Selisih jumlah suara kedua partai ini hanya 121.115 suara. Di bawah PKB, hasil pemilu Jatim tertinggi diraih Gerindra, Golkar, NasDem, dan diikuti 5 partai lainnya.
Pada Pileg 2019, caleg PKB dari dapil Jatim menyumbang 19 kursi DPR. Jumlah ini mencapai 32,75 persen dari total 58 kursi anggota DPR RI untuk PKB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar