Puspom TNI masih melakukan investigasi terkait bentrok prajurit dengan anggota Polri di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
"Untuk kejadian-kejadian di Kupang NTT dan Jeneponto Sulsel sedang diinvestigasi oleh Pom TNI beserta Pom Angkatan dan Divpropam Polri," kata Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono dalam siaran persnya, Minggu (30/4).
Pada kesempatan itu, Julius juga meminta pihak lain yang tak mengetahui tentang peristiwa ini agar tidak mengeluarkan pernyataan yang dapat memperkeruh keadaan.
"Biarkanlah tim investigasi dari Puspom TNI, Pom Angkatan maupun dari Divpropam Polri bekerja secara profesional sehingga kasusnya bisa diungkap secara objektif dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya," kata dia.
Pernyataan Julius merespons terkait banyaknya komentar atau pernyataan yang beredar di masyarakat dan media sosial.
Bentrok di Kupang
Bentrok ini dipicu saling ejek saat pertandingan futsal yang berlangsung di GOR Oepoi, Rabu (19/4) malam.
"Kejadian ini berawal dari kegiatan kejuaraan futsal yang diselenggarakan dalam rangka The Marching Cup ke-2 pada malam itu, masuk 2 tim ke final yaitu tim ranaka polda NTT dan tim P dan K Kabupaten Soe," kata Danpuspom TNI Laksamana Muda Edwin saat jumpa pers di Mabes TNI di Jakarta Timur, Jumat (21/4).
Edwin mengatakan, situasi memang sudah memanas saat pertandingan masih berjalan. Kemudian saat tim ranaka Polda NTT tertinggal, ada salah satu suporter yang turun ke lapangan.
"Sekitar jam 21.00 WIB pertandingan berlangsung, dan kedudukan 4-4 di sini mulai situasi memanas, semangat yang diberikan oleh suporter kepada timnya kemudian saling ejek. Kemudian, terjadi gol tambahan kedudukan 5-4 untuk Kabupaten Soe," kata dia.
"Inilah awal terjadinya kerusuhan, pada waktu gol ke-5 Kabupaten Soe salah satu suporter dari tim ranaka itu turun ke lapangan dari tribun dengan meloncat," sambungnya.
Penyerangan Polres Jeneponto
Polres Jeneponto diserang pada Kamis dini hari (27/4). Selain 1 anggota polisi tertembak, ruangan Bid Propam dan masjid di lingkungan Polres Jeneponto pun dirusak.
Mabes TNI-Polri akhirnya turun tangan menyelidiki kasus penyerangan Polres Jeneponto, Sulsel. Dalam penyerangan itu diketahui, satu polisi tertembak dan kaca-kaca kantor hingga masjid rusak parah.
"Kami sedang melakukan investigasi untuk mengungkap pelaku," kata Komandan Pus Pom TNI, Laksamana Muda TNI Edwin kepada wartawan di Jeneponto, Sabtu (29/4).
Tim Gabungan yang terdiri dari Div Propam Polri, PUS POM TNI, PUS POM TNI AD, PUS POM TNI AU dan PUS POM TNI AL.
Edwin menegaskan, bila ditemukan ada keterlibatan oknum dalam penyerangan itu, pihaknya tak segan-segan memberikan sanksi ataukah proses hukum yang berlaku.
"Apa bila di dalam proses investigasi yang kita laksanakan ada hal-hal yan melibatkan prajurit, kita akan melakukan proses hukum yang berlaku," tegasnya.
Sebelumnya, Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso, menyebut pelaku penyerangan Polres Jeneponto ialah orang tak dikenal (OTK). Meski, beredar kabar, yang menyerang Polres Jeneponto, oknum prajurit TNI.
"Saya sampaikan, jika pelaku penyerangan adalah orang tidak dikenal. Saat ini kita masih mencari pelaku penyerangan terhadap Polres Jeneponto," katanya saat jumpa pers di Makodam Hasanuddin, pada Kamis (27/4) malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar