Search This Blog

Buku Kisah Pendamping Anak-Anak Penyintas Kekerasan di Aceh Diluncurkan

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Buku Kisah Pendamping Anak-Anak Penyintas Kekerasan di Aceh Diluncurkan
Mar 20th 2023, 20:31, by Habil Razali, ACEHKINI

Buku berisi kisah pendamping anak-anak penyintas kekerasan di Aceh diluncurkan. Foto: Kiriman untuk acehkini
Buku berisi kisah pendamping anak-anak penyintas kekerasan di Aceh diluncurkan. Foto: Kiriman untuk acehkini

Buku berisi kisah pendamping anak-anak penyintas kekerasan di Aceh diluncurkan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Produk (PKMBP) bekerja sama dengan Yayasan Kesejahteraan Masyarakat (Yakesma) Aceh di aula Yakesma Aceh Besar, Aceh, Ahad kemarin. Buku tersebut berjudul "Menulis untuk Bertumbuh". Penulisan dan peluncuran buku ini hasil pelatihan menulis yang selama ini diberikan ke para relawan oleh PKMBP Universitas Syiah Kuala. Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Rizanna Rosemary, PhD, mengatakan setelah mengikuti pelatihan menulis, para relawan berhasil menuliskan kisah pribadinya hasil pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka mendampingi penyintas kekerasan di Yakesma. "Buku antologi kumpulan kisah relawan pendamping penyintas kekerasan dengan judul "Menulis untuk Bertumbuh," merupakan satu dari empat luaran kegiatan Pengabdian Masyarakat Berbasis Produk (PMBP) hibah PNBP LPPM USK Tahun 2022," kata Rizanna, Senin (20/3/2023). Ketua LPPM USK Prof Dr Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech., mengatakan pengabdian baik adalah berkelanjutan dan berdampak langsung bagi masyarakat. "Pendekatan menulis sebagai self-healing yang digunakan dalam pengabdian ini sudah sangat tepat untuk membantu relawan maupun adik-adik penyintas di Yakesma agar dapat menceritakan hal-hal yang selama ini hanya mampu dipendam," ujarnya didampingi Dr Dra Sulastri, M.Si., selaku Sekretaris LPPM USK. Ketua Yakesma, Alfiatunnur, M.Ed mengatakan pengabdian masyarakat di Yakesma melibatkan 19 relawan pada 2022. Mereka mengikuti pelatihan pendampingan psikologis, komunikasi efektif dan melek media, serta menulis. "Sebagai kelompok yang berpotensi besar mengalami Secondary Traumatic Stress, para relawan rentan terhadap paparan efek negatif selama melakukan proses pendampingan kepada para penyintas, salah satunya dengan pembekalan keterampilan teknik menulis ekspresif sebagai proses pemulihan diri (self-healing)," kata Alfiatunnur. Sementara itu, Ayu 'Ulya, S.Si, salah satu editor buku dan fasilitator pelatihan menulis, menyebutkan selama program itu bisa berinteraksi langsung dengan para relawan yang secara tidak langsung mengajarkan berbagai kondisi dalam mendampingi penyintas.

Media files:
01gvzk3znbq4y4502249etbpce.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar