Ilustrasi anak pakai kacamata hitam. Foto: GOLFX/Shutterstock.
Moms, pernahkah memperhatikan anak begitu cepat mengenali logo, karakter, atau merek tertentu, meski belum lancar membaca? Fenomena ini kini semakin umum terjadi pada anak-anak Generasi Alpha (Gen Alpha), generasi yang tumbuh berdampingan dengan gawai dan konten digital sejak usia sangat dini.
Ya Moms, ketertarikan anak terhadap merek pun tak lagi bisa dianggap sepele. Mulai dari mainan, karakter gim, hingga makanan favorit, banyak anak sudah memiliki preferensi yang kuat.
Dikutip dari laman Parents, kebiasaan ini terbentuk dari paparan berulang melalui media digital dan lingkungan sehari-hari, yang tanpa disadari membangun kedekatan emosional anak dengan merek tertentu.
Ketertarikan Anak pada Merek, Cerminan Pola Asuh Digital
Ilustrasi orang tua dan anak main gadget. Foto: NaMong Productions92/Shutterstock
Laporan Coolest Brands 2025 dari Beano Brain yang juga dikutip Parents mengungkapkan bahwa anak-anak Gen Alpha cenderung menyukai merek yang sering mereka temui, baik di dunia digital maupun dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa nama seperti Pokémon, Lego, Nintendo, Hello Kitty, Nike, hingga McDonald's masih konsisten menjadi favorit lintas generasi.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Alpha mengenal merek bukan lagi lewat iklan televisi konvensional, melainkan melalui video unboxing, konten bermain gim, hingga media sosial. Kreator konten anak dan influencer keluarga pun berperan besar dalam memperkenalkan merek secara halus, namun berulang, sehingga terasa dekat dan relevan bagi anak.
Riset tersebut juga mencatat bahwa anak Gen Alpha lebih tertarik pada merek yang menawarkan pengalaman menyenangkan. Karakter yang bisa dikoleksi, dunia virtual dalam gim, hingga produk yang terhubung lintas platform digital membuat merek lebih mudah diingat dan disukai. Alhasil, merek tak lagi sekadar produk, melainkan bagian dari hiburan dan identitas anak.
Fenomena ini dapat menjadi refleksi pola asuh di era digital. Ketertarikan anak pada merek sebenarnya wajar, selama masih dalam batas yang sehat. Namun, tanpa pendampingan, anak berisiko tumbuh dengan pola konsumsi berlebihan dan kesulitan membedakan kebutuhan dan keinginan.
Di sinilah peran orang tua menjadi penting. Mulailah dengan memilihkan konten sesuai usia, membatasi waktu layar, serta mengajak anak berdiskusi ringan tentang apa yang mereka tonton. Dengan begitu, anak tidak hanya mengenal merek, tetapi juga belajar berpikir kritis sejak dini, Moms
Tidak ada komentar:
Posting Komentar