Search This Blog

Puskep UI: Uji Kualitas BBM Tak Cukup Hanya Pakai Botol Air Mineral

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Puskep UI: Uji Kualitas BBM Tak Cukup Hanya Pakai Botol Air Mineral
Nov 8th 2025, 13:19 by kumparanBISNIS

Operator SPBU melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di salah satu SPBU Pertamina di Malang, Jawa Timur, Rabu (29/10/2025). Foto: Dok. kumparan
Operator SPBU melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di salah satu SPBU Pertamina di Malang, Jawa Timur, Rabu (29/10/2025). Foto: Dok. kumparan

Pusat Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI) berbicara mengenai pengujian kualitas BBM yang perlu dilakukan secara komprehensif. Ada 20 parameter, tak cukup hanya menggunakan botol air mineral untuk mengujinya.

Hal itu seiring dengan banyaknya klaim terkait kualitas BBM yang diduga tercampur air di wilayah Jawa Timur (Jatim), mulai dari keberadaan kandungan etanol hingga kebocoran. Ketua Puskep UI, Ali Ahmudi, mengatakan masyarakat banyak yang terlena dengan isu yang tidak terverifikasi.

"Kalau ada seorang yang mengatakan ini gara-gara etanol. Kita terlalu banyak dibohongi oleh masyarakat gara-gara media sosial, tanpa pernah meng-cross check. Mari kita saling meng-cross check," tegas Ali saat Diskusi Publik, dikutip pada Sabtu (8/11).

Ali menyebut pengujian kualitas BBM perlu menggunakan 20 parameter, tidak hanya sekadar diuji menggunakan botol air mineral. Pengujian bisa dilakukan melalui laboratorium Lemigas Kementerian ESDM, untuk produk RON 90 mengacu kepada SK DDN Migas Nomor 486 Tahun 2017.

"Mengukur kualitas BBM ada 20 parameter. Tidak cukup dengan bawa botol aqua, ditaruh di situ, dicelupin sesuatu, ini tidak berkualitas. Itu bohong. Ada 20 parameter. Dari mulai kadar oktannya, kadar sulfurnya, kadar timbalnya, penguapannya," tegas Ali.

"Kalau hanya 1 parameter digunakan untuk mengukur dan mengatakan BBM ini tidak berkualitas, terus orang percaya. Kasian masyarakat dibohongi," tambahnya.

Ali menjelaskan terkait penyebab kontaminasi air dalam BBM memang perlu ditelusuri lebih lanjut, apakah terjadi ketika proses pencampuran, pengantaran atau penyimpanan. Namun, selama kadarnya tidak berlebihan, maka kondisi tersebut adalah hal yang wajar.

Apalagi khusus untuk Bahan Bakar Nabati (BBN) dengan campuran etanol. Ia mengatakan hidroskopis menjadi salah satu sifat dominan etanol, yakni mudah menyerap dan menahan kelembapan dari lingkungan sekitar. Sehingga tetap ada potensi terhadap segala efek samping.

"Etanol ini punya karakter hidroskopis, maka dia mengikat air, yang tadinya tidak ada air sama sekali," ungkap Ali.

Ali menjelaskan beberapa potensi pengikatan air dalam BBM, misalnya saat proses pengangkutan BBM atau etanol atau ketika proses pencampuran (blending), terutama jika dilakukan ketika musim hujan yang lembab.

"Ketika di SPBU, dipendam berhari-hari ketika musim hujan. Bukan karena tangkinya bocor. Kalau itu sudah pasti, tanpa bocor pun, dia bisa mengikat uap-uap yang ada masuk, bereaksi, menjadi peningkatan kadar air mungkin," jelas Ali.

Untuk itu, Ali menegaskan peningkatan kadar air dalam BBM memang wajar terjadi jika kadarnya tidak berlebihan. Menurutnya, hal tersebut terjadi secara ilmiah.

"Kalau tiba-tiba di tangki ada peningkatan kadar air wajar, yang tidak wajar itu kalau jumlahnya sangat besar, sehingga itu dimungkinkan ada keinginan muslihat terbentuk untuk merusak citra perusahaan tertentu. Jadi kalau enggak mungkin ada air, itu tidak ilmiah," tutur Ali.

Media files:
01k8qkxq46d57zdfzzwcs4kyga.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar