Search This Blog

Seru Bersepatu Roda di CFD Jakarta, Hobi saat COVID yang Bertahan hingga Kini

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Seru Bersepatu Roda di CFD Jakarta, Hobi saat COVID yang Bertahan hingga Kini
Oct 5th 2025, 11:43 by kumparanNEWS

Emak-emak pecinta sepatu roda di kawasan CFD Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan
Emak-emak pecinta sepatu roda di kawasan CFD Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan

Di antara lautan pejalan kaki, pelari dan pesepeda di kawasan Car Free Day (CFD) Bundaran HI, Jakarta Pusat, tampak sekelompok perempuan paruh baya yang meluncur mulus di atas sepatu roda.

Helm dengan beragam warna terpasang di kepala. Begitu pula pelindung siku dan lutut menempel rapi di tubuh mereka. Tawa renyah dan semangat mereka seakan menular pada siapa pun yang lewat.

Mereka bukan sekadar penikmat olahraga akhir pekan. Di balik gerakan gesit itu, tersimpan kisah panjang tentang masa muda, pandemi, dan reuni tak terduga yang membawa mereka kembali ke lintasan lama.

"Jadi kita tuh dulu sebenarnya awalnya sejak sebelum COVID. Waktu COVID itu kan sepi ya, jalanan kosong. Terus, kita kebetulan teman-teman sepatu roda saya, dulu dari SD udah main. Jadi dulu saya di Jawa Tengah tuh sering main, terus ikut pertandingan, gitu-gitu. Masuk Perserosi (Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia)," cerita Prin (58) saat ditemui di CFD, Minggu (5/10).

Prin (58) dan Lucy (58), emak-emak pecinta sepatu roda di kawasan CFD Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan
Prin (58) dan Lucy (58), emak-emak pecinta sepatu roda di kawasan CFD Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan

Pandemi justru menjadi awal kebangkitan perkumpulan ini. Saat jalanan Jakarta lengang, Prin dan teman-temannya kembali menyalakan semangat lama.

"Cuma, ya, udah lama. Terus ketemu lagi. Kita kan ada grup WA [WhatsApp], akhirnya nyambung-nyambung sampai ke coach segala, ketemu lagi. Nah, pas di Jakarta, pas COVID, kan jalanan sepi. Mainlah kita, ya," kata Prin.

Di sampingnya, Lucy (58) tersenyum kecil mengenang masa lalunya.

"Atlet, waktu masih anak-anak ya, tahun 80-an mungkin," ujarnya. Prin menimpalinya cepat, "Saya masih SD waktu itu."

Keduanya pun melanjutkan cerita bahwa mereka dulu aktif di kejuaraan tingkat daerah.

"Oh, dia atlet. Iya, saya ikut kompetisi, tapi enggak pernah menang," ucap Prin merendah.

Lucy menambahkan, "Iya, di Perserosi. Cuma di daerah aja, enggak sempat ke Jakarta, karena kan udah masuk SMA itu, kita udah banyak kesibukan, udah enggak boleh."

Kini, setelah lebih dari tiga dekade, roda yang sama kembali berputar. Hanya bedanya, kali ini bukan untuk medali, tapi untuk kebersamaan. Kebangkitan komunitas ini pun bermula dari pertemuan spontan.

"Waktu COVID itu kita kebetulan pulang kerja kalau malam, kok lihat ada yang main hari Rabu sama Jumat. Terus, ya udah, mulai browsing-browsing lagi. Akhirnya kita cari tahu kumpulnya di mana, karena kita udah sekian lama, kan, 30 tahun mungkin udah nggak ketemu," tutur Lucy.

Emak-emak pecinta sepatu roda di kawasan CFD Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan
Emak-emak pecinta sepatu roda di kawasan CFD Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan

"Akhirnya ketemu lagi, mulai kumpul lagi. Ada yang di GBK (Gelora Bung Karno), ada yang di Velodrome. Kita awalnya ketemu di Velodrome. Kita kumpul lagi, yang angkatan tahun 80-an gitu pada ngumpulnya di sana," kata Prin.

Kini, hampir setiap akhir pekan mereka menjadikan Bundaran HI sebagai lintasan nostalgia. Meski tak selalu hadir di CFD, mereka tetap berusaha rutin meluncur.

"Enggak juga. Setiap minggu sebenarnya kita jalan sendiri aja. Karena sesudah COVID kan jalanan mulai ramai, kita kalau malam udah enggak berani lagi, soalnya udah banyak kendaraan. Jadi kita cari pas CFD yang agak kosong," ujar Prin.

Lucy menimpali, "Jadi kalau kita ketemu di CFD, ya, semua jadi saudara, jadi teman."

Main Sepatu Roda Tak Kenal Usia

Bagi komunitas ini, usia hanyalah angka. Dari yang muda hingga tua, semua dapat berkumpul untuk melintas bersama.

"Ada, yang 60-an tahun juga ada. Biasanya nongkrong di situ, tapi semalam mereka udah kumpul di Velodrome. Sepuh-sepuh ini pada di Velodrome," tutur Prin sambil menunjuk arah trotoar di seberang jalan.

Akan tetapi, tidak semua lokasi ramah bagi pemain sepatu roda. Karena itu, mereka cenderung mencari waktu dan tempat yang aman.

"Sebetulnya ada jam-jamnya. Kita biasanya di atas jam 9 malam. Tapi kalau di hari biasa, kalau misalkan enggak jago-jago banget, kayaknya riskan, ya. Kalau memang sudah yakin bisa ngerem, bisa semuanya, ya, silakan," tutur Lucy.

Prin menambahkan, "Yang jelas di Velodrome, karena itu kan memang area untuk olahraga. Jadi mau sepatu roda atau olahraga apa aja bisa di sana, bahkan malam hari."

Di tengah keramaian CFD, mereka tampak seperti anak muda yang ceria, bersemangat, dan tanpa beban. Tapi di balik senyum itu, ada ketekunan dan cinta lama yang tak pernah padam. Di usia hampir 60 tahun, mereka membuktikan bahwa kegembiraan bisa kembali berputar di atas sepatu roda mereka.

Media files:
01k6s42g9w5jz30xtd2nqc1zmd.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar