Menteri Pertahanan Kolombia Pedro Sanchez. Foto: Ivan Valencia/AP Photo
Pemerintah Kolombia menawarkan imbalan hadiah setara Rp 11,8 miliar bagi siapa pun yang memberi informasi terkait penembakan terhadap senator sekaligus calon presiden Miguel Uribe.
Uribe (39 tahun) ditembak tiga kali saat menyapa pendukungnya dalam acara kampanye di barat Bogota, Sabtu (7/6).
Menteri Pertahanan Pedro Sanchez menyatakan seluruh aparat—militer, polisi, dan intelijen—telah dikerahkan untuk mengusut insiden tersebut.
Pemerintah menjanjikan hadiah sebesar USD 730.000 (atau sekitar Rp 11,8 miliar) bagi masyarakat yang memberi informasi tentang dalang di balik penembakan ini.
Peluru menembus kepalanya dua kali dan satu kali mengenai lutut. Ia kini menjalani perawatan intensif di Klinik Santa Fe.
Gambar dari lokasi menunjukkan Uribe terkulai di atas kap mobil, darah mengalir dari kepalanya.
Beberapa orang di sekelilingnya mencoba menghentikan pendarahan sambil menunggu evakuasi medis.
Pelaku Remaja, Motif Belum Jelas
Tersangka penembak adalah anak berusia 15 tahun yang langsung diamankan petugas keamanan Uribe.
Senjata api jenis Glock berhasil disita. Dua orang lainnya, seorang pria dan perempuan, ikut terluka dalam serangan itu.
"Pelaku kini dirawat karena mengalami luka dalam upaya penahanan," kata Direktur Polisi Kolombia Carlos Fernando Triana.
Hingga kini, motif penembakan belum diumumkan.
Kecaman Politik dan Tuduhan Retorika
Penembakan ini memicu kecaman luas, baik dari dalam maupun luar negeri.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyebut serangan itu sebagai "ancaman terhadap demokrasi."
Ia menuding Presiden Kolombia Gustavo Petro gagal mendinginkan suasana politik.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
"Retorika dari pucuk pemerintahan memicu ketegangan. Presiden Petro harus bertanggung jawab," kata Rubio.
Petro, presiden berhaluan kiri yang kerap berselisih pandang dengan Uribe, mengecam penembakan itu secara terbuka.
"Kekerasan ini bukan hanya terhadap individu, tapi juga terhadap demokrasi dan kebebasan politik," bunyi pernyataan resmi dari istana kepresidenan.
Di luar rumah sakit, puluhan pendukung berkumpul. Mereka membawa salib, menyalakan lilin, dan berdoa untuk kesembuhan Uribe.
Partai Pusat Demokratik dalam pernyataannya menyebut serangan sebagai bentuk upaya membungkam ruang demokrasi.
"Miguel Uribe adalah simbol harapan dan perubahan. Serangan ini adalah luka bagi bangsa," ujar mantan Presiden Alvaro Uribe, pemimpin partai dan mentor politik sang senator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar