Search This Blog

Duka Korban Kebakaran Penjaringan saat Idul Adha: Yang Penting Anak Selamat

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Duka Korban Kebakaran Penjaringan saat Idul Adha: Yang Penting Anak Selamat
Jun 8th 2025, 14:03 by kumparanNEWS

Sari (34), salah satu warga korban kebakaran di Penjaringan, Jakarta Utara yang mengungsi di tenda pengungsian pada Minggu (8/6/2025).  Foto: Abid Raihan/kumparan
Sari (34), salah satu warga korban kebakaran di Penjaringan, Jakarta Utara yang mengungsi di tenda pengungsian pada Minggu (8/6/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan

Warga Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara tak punya banyak pilihan. Rumahnya yang habis terbakar kini tak bisa lagi melindungi, bahkan jauh dari kata layak untuk dihuni.

Jumat (6/6) siang, kebakaran melahap habis 480 rumah di sana. 800 kepala keluarga, dan 3.200 jiwa terdampak ganasnya si jago merah.

Warga yang menjadi korban kini mengungsi ke tenda pengungsian yang didirikan oleh pemerintah provinsi Jakarta di dekat kawasan perumahan mereka. Hingga Minggu (8/8), ratusan warga masih tidur di dalam tenda-tenda.

Sejumlah tenda yang berasal dari Pemprov DKI, BPBD, dan Kementerian Sosial itu dibangun di atas sebidang tanah kosong. Luasnya mungkin sama dengan lapangan futsal. Tanah merah menjadi alas dari tenda-tenda tersebut.

Anak-anak terus berlarian si atas tanah, debu-debu beterbangan. Matahari sedang galak di pagi hari saat kumparan berkunjung ke sana. Panas di luar ruangan belum ada apa-apanya dibanding suasana gerah dan sumuk yang dirasakan orang-orang saat berbaring di dalam tenda.

Seorang ibu, Sari (34), menggendong bayinya yang baru berusia 3 bulan di dalam salah satu tenda. Sambil menahan hawa panas, ia menceritakan kengerian yang ia saksikan di siang bolong itu.

"Lagi gendong dia (si bayi), bikin ayunan. Jadi tidur ni anak. Tiba-tiba orang lari-larian. Kebakaran-kebakaran. Saya ke pintu belakang, itu api udah di atas, udah asap tebal," cerita Sari sembari menenangkan anaknya.

Warga melintas di lokasi kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (8/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Warga melintas di lokasi kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (8/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Suasana pascakebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (8/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Suasana pascakebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (8/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Tak pikir panjang, Sari pun melupakan semua hartanya. Ia membawa anaknya pergi menjauh dari rumah, sembari mencari dua anaknya yang lain, yang sedang bermain di luar.

"Ya (yang bisa diselamatkan) baju doang yang di badan. Nggak ada yang kebawa. Soalnya gang itu kecil, lari ke situ. Jadi ya boro-boro mikirin kulkas atau apa, badan aja dulu keluarin," ucapnya.

Kebakaran hari itu, bertepatan dengan hari raya Idul Adha 1446 Hijriah, hari di mana umat Islam senantiasa bergembira sambil menyantap hidangan daging kurban. Imbas kebakaran, harapan warga untuk menyantap daging pun sirna begitu saja.

Sari merupakan salah satu calon penerima daging kurban. Ia bercerita, voucher daging sudah di tangannya, namun sapi-kambing yang disiapkan tak jadi dikurbankan. Bahkan, ikut terbakar.

"Belum pemotongan, sapinya masih ada. Kebakar semua (sapi) sama kambing. Kita ngurusin diri sendiri," ucapnya.

"Udah nggak mikirin, apa daging. Rumah aja boro-boro bisa kebangun Pak, buat ngontrak juga mikirin duit dari mana," tambahnya.

Sudah tak penting untuk Sari apa yang hilang dari tangannya. Saat itu, yang ada di kepalanya, hanya keselamatan sang buah hati.

"Boro-boro. Nggak inget daging udah. Ini nyawa anak kita aja tiga orang. Nyari-nyari ke depan," imbuhnya.

Kini, harapan di batinnya, Sari letakkan di pundak Pemerintah Provinsi Jakarta. Besar keinginan Sari agar rumah mereka dibangun kembali.

"Saya pengennya lebih fokus ke kita yang orang susah. Pengin punya rumah. Kalo buat duit mah ya kita masih bisa nyari. Ini alat material kayak kayu, semen, kan mahal. Saya nyari duit dari mana? Buat makan aja nyari bantuan. Minta tolong," ucap dia memohon.

Suasana pascakebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (8/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Suasana pascakebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (8/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Seorang warga mengevakuasi barangnya yang selamat dalam kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (8/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Seorang warga mengevakuasi barangnya yang selamat dalam kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (8/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Gubernur Jakarta, Pramono Anung, turut meninjau tenda-tenda pengungsiann hari ini. Ia juga menyalurkan beberapa bantuan

Di sana, Pram mencoba mendengar apa yang menjadi keluhan dari warga yang mengungsi.

"Sementara tadi setelah saya keliling, memang ada keluhan kecil-kecil. Kalau untuk urusan makanan, minuman, kesehatan, nggak ada masalah. Hanya memang karena panas, mereka meminta misalnya kipas angin," ujarnya di pengungsian, Minggu (8/6).

"Kemudian juga ada permintaan tentang susu formula. Itu saja, padahal susu formula sudah ada dan PMI juga sudah menyiapkan. Sehingga dengan demikian mudah-mudahan apa yang menjadi permintaan masyarakat yang terdampak bisa dipenuhi oleh pemerintah DKI Jakarta," tambahnya.

Namun, Pram mengaku belum tahu bagaimana nasib para warga usai dari pengungsian ini. Politisi PDIP itu belum menjelaskan apakah para warga akan direlokasi atau rumahnya kembali dibangun di atas rumah yang sudah menjadi abu.

"Nanti kita pikirkan kemudian apakah bentuknya relokasi atau bagaimana, nanti kita putuskan dalam rapat secara menyeluruh secara detail mengenai dampak kebakaran ini," ucap Pram.

Kebakaran Penjaringan

Kebakaran dilaporkan pada pukul 12.18 WIB. Api sudah kadung besar saat dilaporkan ke Damkar.

Kasi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara, Gatot Sulaeman, mengatakan pihaknya menerima laporan kebakaran dari seorang warga bernama Tuti.

Unit pemadam pertama dari Pos Pejagalan tiba di lokasi pukul 12.25 WIB dan mulai melakukan pemadaman dua menit kemudian.

Proses pemadaman api berlangsung selama hampir 12 jam dan baru dinyatakan selesai pada pukul 00.16 WIB, Sabtu dini hari.

"Api berhasil dilokalisir pada pukul 16.04 WIB dan dilakukan pendinginan mulai 16.11 WIB. Proses pemadaman total selesai pada pukul 00.16 WIB," jelas Gatot.

Media files:
01jx6yqmhbv3f3ybhyyqpgndb4.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar