Sep 22nd 2024, 10:27, by Haya Syahira, kumparanNEWS
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid mengapresiasi kerja pemerintah atas bebasnya pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Kapten Philip Mark Mehrtens usai disandera selama 19 bulan oleh kelompok bersenjata di Papua.
Meutya mengatakan bebasnya Kapten Philip adalah buah hasil dari pendekatan soft approach atau humanis yang dilakukan pemeritah.
"Pendekatan soft approach yang dilakukan ini menunjukkan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan cara yang damai dan terukur," kata Meutya dalam keterangan tertulis, Minggu (22/9).
Menurut politisi Golkar itu, metode soft approach yang mengedepankan dialog dan pendekatan humanis, merupakan langkah penting dan dapat dijadikan benchmark untuk operasi-operasi serupa di masa mendatang.
"Ini adalah sebuah pencapaian yang perlu kita terus kembangkan dalam menghadapi situasi-situasi serupa ke depan," tambahnya.
legislator dapil Sumatra Utara itu pun berharap agar peristiwa ini menjadi momentum bagi terciptanya keamanan dan stabilitas yang lebih baik di Papua.
"Semoga keberhasilan ini menjadi titik awal bagi tercapainya perdamaian dan kesejahteraan yang lebih berkelanjutan di Papua," tuturnya.
Kapten Philip Mark Mehrtens disandera sejak 7 Februari 2023 lalu setelah pesawat yang dikemudikannya mendarat di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Kelompok penyandera Mehrtens adalah Army (TPNPB) pimpinan Egianus Kogoya.
Pemerintah pun kemudian membentuk Satgas Operasi Damai Cartenz untuk membebaskan Kapten Philip. Hingga akhirnya pilot kebangsaan Selandia Baru itu bebas dan tiba di Jakarta Sabtu (21/9) malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar