Search This Blog

Indonesia Gaet China untuk Bikin Industri Herbal, Lokasi Proyek di Sumut

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Indonesia Gaet China untuk Bikin Industri Herbal, Lokasi Proyek di Sumut
Aug 25th 2024, 17:49, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS

Kepala Barantin, Zahat Manaor Pangabean dalam Pelepasan tanaman herbal untuk mendukung TSTH2 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Minggu (25/8/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumpara/kumparan
Kepala Barantin, Zahat Manaor Pangabean dalam Pelepasan tanaman herbal untuk mendukung TSTH2 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Minggu (25/8/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumpara/kumparan

Indonesia menggaet China untuk membangun industri obat herbal. Salah satu wujudnya dengan membangun Proyek Strategis Nasional (PSN) Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Sumatera Utara.

Hal itu disampaikan Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti, saat melepas tanaman herbal untuk mendukung TSTH2 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (25/8).

"Membangun obat herbal yang digunakan sebagai medicine dan membangun industrinya. Nah itu yang kita ingin nanti ada transfer knowledge dari mereka. Tapi original-nya tetap punya kita, patennya nanti tetap punya kita," tutur Nani.

Pembangunan industri obat herbal ini ditargetkan selesai 2-3 tahun ke depan. Diawasi oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian.

Kepala Barantin, Zahat Manaor Pangabean dalam Pelepasan tanaman herbal untuk mendukung TSTH2 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Minggu (25/8/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumpara/kumparan
Kepala Barantin, Zahat Manaor Pangabean dalam Pelepasan tanaman herbal untuk mendukung TSTH2 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Minggu (25/8/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumpara/kumparan

Untuk kerja sama dengan China, Nani menjelaskan skema yang digunakan adalah skema pemerintah dengan pemerintah (G2G). Kemenkomarves bekerjasama dengan National Development and Reform Commission (NDRC) China serta beberapa pihak lainnya.

"Dari Indonesianya Kemenkomarves Fest dari Cinanya NDRC, NDRC itu kayak Bappenas tapi cukup kuat. Lalu diturunkan ada kemitraannya, di sana di Zhejiang University kalau di kita ada di BRIN dan juga ada kementerian dan universitas yang terlibat," jelas Nani.

Riset yang dilakukan dengan China nantinya akan berfokus pada penemuan formula-formula obat baru yang dapat dihasilkan dari tanaman obat endemik Indonesia. China digaet karena dianggap sudah berpengalaman di bidang ini.

"Akan dilakukan joint research untuk membuat formula-formula. Jadi kalau di Tiongkok itu ada obat herbal tapi dia disebutnya medicinal ya, tanaman herbal itu medicinal plant gitu. Karena memang bukan hanya untuk vitamin ya tapi benar-benar bisa digunakan obat. Nah ini banyak resep yang dari Indonesia dan juga internasional, termasuk juga tentu dengan Tiongkok," terangnya.

Media files:
01j64at1vydqpwv3zxg0krhep4.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar