Minibus Isuzu Elf yang membawa rombongan guru SD Darul Falah Surabaya menabrak truk tronton di Boyolali, tepatnya di ruas ruas KM 498+800, tol Solo-Ngawi, pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 03.15 WIB.
Peristiwa kecelakaan itu menewaskan enam orang. Lima korban tewas masih satu keluarga. Sedangkan satu lainnya merupakan pemandu wisata rombongan tersebut.
Firda Usatun Ni'mah (31) dan ibunya Luluk Maslicha (66) merupakah keluarga dari lima korban tewas tersebut. Mereka bercerita, rombongan mobil elf tersebut berisi 22 orang yang berangkat dari Surabaya menuju Gunung Kidul, Yogyakarta, pada Jumat (12/7) sekitar pukul 22.00 WIB.
"Tujuannya mau ke Jogja. Sebenarnya ada raker SD di sini nggak kemana-mana selama dua hari. Akhirnya yayasan ingin ajak refreshing guru-guru ke Jogja. Kebetulan elf yang disewa adik saya yang nggak ada, saya nggak tahu elf mana," ujar Firda saat ditemui di rumahnya, Sabtu (13/7).
Awal keluarga korban dapat kabar duka
Firda menceritakan, ia sempat dihubungi oleh salah satu guru SD Darul Falah Surabaya yang tak ikut rombongan berlibur. Guru tersebut sempat menghubungi dini hari, tetapi tak terangkat.
Pada pagi harinya sekitar pukul 08.00 WIB, ia mendengar cerita dari tetangganya bahwa terjadi kecelakaan di Tol Solo-Ngawi.
"Saya ke kamar mandi, dengar ada salah satu tetangga dan pengurus NU ngasih tahu apa benar rombongan KH Abdul Manan ke Jogja. Ibu tanya ada apa? Semalam berangkat jam 10. Ini ada kabar kecelakaan di Tol Solo," bebernya.
Mendengar itu, Firda segera menghubungi kakak pertamanya yang ikut rombongan itu. Namun, kakaknya tersebut telepon duluan dan mengabarkan kabar duka tersebut.
"'Aku mau kasih kabar mobil kita kecelakaan. Yang tidak selamat itu yang tak tahu tiga orang. Anak usia 4 tahun, usia 9 bulan sama ibunya yang dari 9 bulan'," ucap Firda menirukan cerita kakak pertamanya.
"'Abi (KH Abdul Manan) sama adik terakhir (Achmad Rofiuzein) nggak tahu kabarnya. Ini aku berusaha untuk enggak nangis di sini, nggak bingung, yang penting cari mana keluargaku semua'," lanjutnya.
Cerita salah satu penumpang kecelakaan
Firda melanjutkan cerita dari kakaknya. Rombongan itu sempat berhenti di rest area sebelum terjadi kecelakaan. Kebanyakan rombongan waktu itu sedang tidur.
Kemudian, salah seorang guru membangunkan kakak Firda bahwa mobilnya terjadi kecelakaan hebat.
"'Ini kecelakaan gede (besar), tangi (bangun)'. Menyadarkan siapa saja yang sadar. Ngajak keluar dalam mobil," terangnya.
Jasa Raharja datangi rumah duka
Sekitar pukul 10.00 WIB, petugas Jasa Raharja datang ke rumahnya untuk mengidentifikasi data korban meninggal dunia dan luka-luka dalam kecelakaan tersebut.
Dari situlah, Firda dan ibunya mengetahui kejelasan korban data korban anggota keluarganya dan satu orang pemandu wisata.
"Di situ ada tiga nama yang nggak teridentifikasi tapi ada jasad dua. Akhirnya selang beberapa waktu, jam 11 Jasa Raharja ngasih foto nunjukkin hp-nya apakah benar ini, nama ini, karena belum teridentifikasi," katanya.
"Saya lihat fotonya benar (anggota keluarganya), satunya saya nggak kenal laki-laki. Akhirnya dapat kabar lagi pasti dari adik ibu saya. Salah satu adik yang dirawat di ICU, satu orang di RS berbeda," tambah dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar