Mar 16th 2024, 22:28, by Tim Manado Bacirita, Manado Bacirita
SITARO - Fenomena angin puting beliung atau oleh masyarakat Kabupaten Sitaro disebut 'Dimpuluse', tergolong cukup akrab terjadi di salah satu kabupaten kepulauan di di Sulawesi Utara (Sulut) ini.
Sejak menjadi daerah otonom, peristiwa angin puting beliung telah beberapa kali terjadi dan memberi dampak kerusakan yang cukup signifikan. Tak sekadar membuat kerusakan, tapi dari bencana alam itu juga hingga menimbulkan korban jiwa.
Salah satu yang paling diingat warga adalah kejadian di tahun 2014, ketika angin puting beliung menghantam wilayah Kabupaten Sitaro yang mengakibatkan warga di Kampung Nameng, Kecamatan Siau Barat Utara, menjadi korban.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Joickson Sagune, mengungkap jika peristiwa di Kampung Nameng pada 2014 itu merupakan kejadian bencana akibat angin puting beliung yang terparah.
"Itu karena jumlah korban jiwa, terlebih dengan jasad para korban yang tidak ditemukan," ungkap Joickson.
Sementara itu, masyarakat di Kabupaten Sitaro sendiri sebenarnya cukup mengenal tanda-tanda fenomena angin puting beliung. Menurut masyarakat, jika terlihat awan aneh, bentuk memanjang atau awan yang terlihat sangat gelap, bisa saja menjadi indikasi akan adanya angin puting beliung.
"Ya, kalau sudah terlihat ada awan gelap dan memanjang, ada kemungkinan besar bisa terjadi puting beliung. Karena memang umumnya seperti itu kami mengidentifikasi hal (angin puting beliung) tersebut," ungkap Kartini Laheba, warga Akesimbeka Kecamatan Siau Timur.
Joickson pun berharap kewaspadaan masyarakat terus ditingkatkan menyikapi kondisi cuaca yang sedang tidak baik-baik saja saat ini. Menurutnya, edaran telah diterbitkan yang memuat berbagai imbauan dari Pemerintah Daerah.
"Mari kita terus tingkatkan kewaspadaan, sebagai bentuk kesiapsiagaan kita menghadapi kondisi cuaca ekstrem saat ini," ungkap Joickson kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar