Mar 24th 2024, 17:58, by Fachrul Irwinsyah, kumparanNEWS
Gempa Bawean terjadi pada Jumat (22/3) siang. Gempa pertama terjadi dengan kekuatan 5,9 magnitudo, kemudian terjadi gempa yang lebih kuat, yakni 6,5 magnitudo.
Pusat gempa ini berada di Laut Jawa, dekat dengan Pulau Bawean yang secara administratif masuk Kota Gresik, Jawa Timur. Gempa ini dipicu reaktivasi Sesar Muria yang berada di zona Sesar Tua Pola Meratus.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa yang terjadi pada hari itu merupakan gempa yang merusak. Getarannya juga luas karena terasa tidak hanya di Jawa Timur, tapi juga di beberapa wilayah Jawa Tengah, DIY, bahkan Kalimantan.
Gempa kuat di Laut Jawa terbilang langka. Menurut Daryono ini merupakan kali keempat.
"Gempa Bawean menambah catatan gempa kuat di Laut Jawa. Sejarah gempa kuat di Laut Jawa tidak banyak, hanya 4 kali yaitu pada 1902, 1939, 1950 dan terkini 2024," kata Daryono dalam keterangannya, Minggu (24/3).
Peristiwa gempa ini juga harus diwaspadai masyarakat. Daryono mengatakan gempa Bawean yang berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus mengindikasikan keberadaan jejak sesar-sesar yang berusia tua.
Gempa Bawean membuktikan bahwa ternyata jalur sesar di Laut Jawa masih aktif, sekaligus menjadi pengingat kita untuk selalu waspada terhadap keberadaan sesar aktif dasar laut yang jalurnya dekat Pulau Bawean yang berpenduduk. Gempa dapat berulang dan terjadi kapan saja.--Daryono
BMKG mencatat hingga Minggu (24/3) pukul 10.00 WIB terjadi 239 kali gempa susulan. Meski begitu intensitasnya sudah menurun.
"Jika hari Jumat (22/3) dalam satu jam dapat terjadi 19 kali gempa, maka data terkini Minggu (24/3) menunjukkan dalam 1 jam terjadi 2-3 kali gempa. Semoga kondisi tektonik sumber gempa di Bawean segera stabil dan aman kembali," pungkas Daryono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar