Search This Blog

Sudah Selesai, Aku Lelah: Kisah Petugas Pemilu dalam Mengawal Demokrasi

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Sudah Selesai, Aku Lelah: Kisah Petugas Pemilu dalam Mengawal Demokrasi
Feb 18th 2024, 08:47, by Helenerius Ajo Leda, Helenerius Ajo Leda

Ilustrasi pemungutan suara di TPS. Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
Ilustrasi pemungutan suara di TPS. Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Di balik layar kemeriahan pesta demokrasi yang seringkali disebut sebagai pesta rakyat wong cilik, ada sebuah kisah cerita yang sangat menarik. Cerita itu bukan soal kemeriahan atau senyum sumbringan pemilih yang ikut serta dalam menandai tinta di jemari, juga bukan soal "huru-hara"peserta pemilu dalam gawean lima tahunan ini.

Namun, kisah ini adalah kisah sekelompok orang, yang oleh sebagian orang nobatkan sebagai "pahlawan" yang bekerja keras untuk memastikan jalannya proses demokrasi, yaitu petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Kerja-kerja mereka: sebelum, selama dan setelah pemilu, menunjukkan mereka adalah garda terdepan dalam mengawal demokrasi.

Setiap KPPS terdiri dari satu ketua dan enam anggota, masing-masing dengan tanggung jawabnya sendiri. Mereka bertanggung jawab sejak pendistribusian DPT, persiapan logistik hingga penghitungan suara. Semuanya dikerjakan tanpa henti selama lebih dari 24 jam, tanpa istirahat, hanya untuk memastikan proses demokrasi berjalan lancar.

Sebelum hari pemungutan suara, mereka mengurus distribusi undangan DPT, melibatkan kepala RT dan kepala lingkungan setempat jika jumlah undangan mencapai ratusan. Sehari sebelum pemungutan suara, mereka harus memastikan dan mempersiapkan tempat pemungutan suara, termasuk tenda, kursi, meja, dan papan pengumuman, serta koordinasi untuk keamanan.

Pada saat perhitungan suara yang dimulai pukul 13.00, anggota KPPS membantu ketuanya dalam perhitungan suara, hingga memastikan pemilih mencelupkan tinta di jari dan meninggalkan TPS dengan benar. Hampir semua TPS rata-rata menyelesaikan tugas lebih dari pukul 02.00 dini hari.

Ilustrasi petuga KPPS sedang melakukan setting packing logistik Pemilu 2024. Sumber Gambar: Kumparan.com
Ilustrasi petuga KPPS sedang melakukan setting packing logistik Pemilu 2024. Sumber Gambar: Kumparan.com

Namun, di balik segala kerja keras itu, ada kisah-kisah yang jarang terdengar tentang peran sebagai petugas KPPS. Cerita kelelahan, letih, lesu dan berbeban berat, intimidasi hingga hilangnya nyawa sebagian anggota KPPS menjadi sorotan utama.

Mereka harus rela berada di lokasi pemungutan suara sejak pagi hingga larut malam, bahkan sampai pagi hari berikutnya untuk melakukan penghitungan suara. Mereka harus tetap waspada meskipun badan sudah terasa lelah dan pikiran mulai linglung oleh kelelahan. KPU merilis data jumlah petugas pemilu yang jatuh sakit akibat kelelahan yakni 3.909 orang, di antaranya PPK 119 orang, PPS 596 orang, KPPS 2.878 orang dan Linmas 316 orang.

Selain menghadapi kelelahan fisik, mereka juga mengalami intimidasi dari berbagai pihak yang ingin memengaruhi hasil pemilu. Mulai dari upaya intimidasi verbal hingga ancaman fisik, para petugas KPPS harus tetap tegar menjaga integritas dan netralitas dalam menjalankan tugas mereka (Kompas.com, 16 Februari 2024).

Cerita tragis juga menyelimuti perjalanan para petugas KPPS dalam pemilu. Beberapa di antara mereka harus rela mengorbankan nyawa dalam menjalankan tugasnya. Data dari KPU menunjukkan terdapat 35 petugas pemilu meninggal dunia pada periode 14-15 Februari 2024, di antaranya PPS 3 orang, KPPS 23 orang dan Linmas 9 orang. Kasus tersebut terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, seperti di Aceh, Medan, Klaten, Kendal, Koja, Bogor, Ponorogo, hingga Tangerang dan NTT (Kumparan.com, 16 Februari 2024).

Salah satu Petugas KPPS di Kalimantan Barat meninggal dunia. Sumber Gambar: Kumparan.com
Salah satu Petugas KPPS di Kalimantan Barat meninggal dunia. Sumber Gambar: Kumparan.com

Berita kelelahan, intimidasi hingga meninggalnya para petugas KPPS saat pemilu 2024 menjadi pukulan berat bagi keluarga dan rekan-rekannya. Namun, semangat untuk melanjutkan tugas tidak luntur meskipun rasa sedih dan kehilangan itu begitu mendalam. Mereka rela mengorbankan kesehatan mereka demi menjaga integritas demokrasi. Meskipun tubuh terasa lemah dan pikiran mulai linglung, semangat untuk menyelesaikan tugas yang sudah diemban tidak pernah padam dalam hati mereka. Mereka sadar betul bahwa peran mereka sangat vital dalam menjaga agar "pesta demokrasi" berjalan dengan lancar.

Dalam kisah kelelahan dan pengorbanan para petugas KPPS, tergambar dengan jelas betapa besar arti sebuah komitmen terhadap negara dan bangsa. Mereka adalah pahlawan yang rela berkorban untuk menjaga integritas dan keutuhan demokrasi, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan dan bahaya.

Oleh karena itu, tidaklah berlebihan sudah sepatutnya kita memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para petugas KPPS. Mereka adalah sosok yang pantas dihormati dan diberikan apresiasi atas dedikasi dan pengorbanannya dalam mengawal demokrasi.

Cerita kelelahan dan pengorbanan para petugas KPPS selalu menjadi inspirasi bagi kita semua. Mereka adalah cerminan dari semangat dan dedikasi yang harus kita contohi dan junjung tinggi dalam menjaga tegaknya demokrasi di negara ini. Sudah selesai, mereka lelah, namun semangat mereka tidak pernah pudar dan semoga ke depannya cerita-cerita miris dapat hilang b\perlahan namun pasti.

Media files:
01hpwx574qcmpx365w6tdh516p.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar