Jan 14th 2024, 17:58, by Salmah Muslimah, kumparanNEWS
Seorang murid TK di Pekanbaru, Riau, diduga menjadi korban pencabulan teman sekelasnya. Kondisi korban saat ini trauma dan kerap marah kepada orang-orang di sekitarnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh ayah korban. Dia mengatakan perilaku anaknya saat ini sulit untuk diatur, bahkan anaknya sering marah.
"Perilaku anak saya sekarang lebih sering membangkang, tidak mau dikasih tahu, susah menurut, melawan, emosian, memukul, menghancurkan dan melempar apa yang ada," ucap ayah korban kepada kumparan, Minggu (14/1).
"Selalu memberi ancaman kepada kami sebagai orang tuanya, termasuk adiknya, adiknya sering jadi pelampiasan jika semua permintaan tidak dituruti," imbuhnya.
Selain itu, menurut ayah korban, selain emosi yang tidak stabil, korban juga mengaku mendapat ancaman dari terduga pelaku yang merupakan teman sekelasnya itu. Korban dan pelaku sama-sama anak laki-laki.
"Dari pengakuan anak saya juga, ada mendapat ancaman dari pelaku. Jika anak kami tidak mau membuka celana, tidak mau menuruti permintaan, pelaku tidak mau berteman dengan anak dan memusuhi anak saya," ujarnya.
Orang tua korban sudah membawa anaknya ke psikiater dan visum di RS Bhayangkara Polda Riau. Hasil pemeriksaan menunjukkan, sang anak mengalami trauma akibat pencabulan.
"Pihak sekolah tidak pernah menghubungi saya, tidak pernah bertanya kabar dan kondisi anak saya," kata ayah korban.
Kasus dilaporkan ke polisi
Kasus ini sudah dilaporkan ke Polsek Tampan. Ia berharap pihak kepolisian dapat mengusut kasus ini dan memberikan keadilan bagi anaknya.
"Kami sudah minta PPA mendampingi tim dari Polsek Tampan. Tentunya karena ini kasus anak kita dampingi. Perkembangan akan kami sampaikan nanti," ujar Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Berry Juana, saat dikonfirmasi.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Berry Juana, mengatakan polisi sudah memeriksa sejumlah saksi, yakni orang tua korban.
Polisi juga akan melakukan pemeriksaan kepada pihak sekolah pada Senin (15/1) di Polresta Pekanbaru.
"Sudah mengatur waktu dengan pihak sekolah, mungkin kepala sekolah yang akan datang," kata Berry kepada wartawan, Minggu (14/1).
Bery mengatakan bahwa pihaknya juga telah menerima hasil visum korban. Nanti pihaknya akan memverifikasi hasil tersebut.
"Korban sudah melakukan visum, nanti dari hasil visum kita periksa ke dokternya, baru dilakukan verifikasi, apakah korban mengalami atau tidak," tuturnya.
Kepsek sebut hanya bermain
Kepala sekolah TK berinisial PLS, mengatakan hasil visum menunjukkan korban tak mengalami pencabulan. Dia menegaskan kasus itu sudah damai.
"Itu sudah ditangani oleh perlindungan anak juga, bahwa itu anak konteksnya hanya bermain, sudah visum juga, hasilnya normal, gak ada masalah, seharusnya masalah sudah selesai, kalau mau bukti visum ada di kantor polisi itu," kata PLS saat dihubungi, Sabtu (14/1).
Kepala sekolah juga mengeklaim kasus itu sudah ditangani PPA. Menurutnya, sejauh ini belum ada indikasi terjadinya pencabulan.
"Karena karena kita sudah ke PPA anak juga, jadi sudah diproses semuanya, namanya umur anak TK itu belum ada hal-hal mengarah ke situ, anak hanya bermain," ujarnya.
Upaya Mediasi
Selain itu,pihak sekolah telah melakukan mediasi dengan kedua orang tua. Dalam mediasi tersebut, keluarga meminta agar anaknya dipindahkan ke sekolah lain.
"Pihak keluarga meminta agar dipindahkan sudah kita pindahkan, bahkan kedua orang tua sudah mediasi juga, mungkin orang tuanya merasa belum puas," ungkapnya.
"Dari PPA hasilnya baik aja gak ada masalah, mungkin lebih ke orang tua, lebih mengedukasi jangan di kasih HP, mungkin lihat HP ditiru, tapi tujuan anak itu hanya bermain, tidak ada hal mencurigai sampai ke hal pelecehan," sambungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar