Jan 20th 2024, 09:52, by Fadlan Nuril Fahmi, kumparanNEWS
Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa acara HUT Muslimat NU tidak dipolitisasi.
Ia menyebut bahwa pada acara Harlah ke-78 Muslimat NU di GBK tidak terdapat adanya simbol-simbol politik.
"Ya kalau orang mau menduga, siapa yang bisa menutup dugaan-dugaan itu? Apa yang ada di dalam prosesi ini, apa ada simbol-simbol? Apa ada logo-logo? Atau ada apa yang patut diduga?" ujar Khofifah kepada wartawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1).
Ia juga mengatakan, tausiah dalam acara HUT Muslimat NU tidak terdapat hal-hal yang bisa diindikasikan sebagai politisasi.
"Yang kalau misalnya tausiah islam, isinya bagaimana orang ini baik, baik, baik, gitu," ucap Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan, tausiah yang disampaikan oleh NU tidak terdapat sesuatu yang bisa dicurigai sebagai politisasi.
"Kemudian tausiah NU, saya rasa ndak ada sesuatu yang patut dicurigai, kecuali yang memang hatinya curiga," kata Khofifah.
Acara ini menganggap dugaan politisasi yang dilakukan Khofifah, sebab dirinya kini mendukung paslon Prabowo-Gibran yang 14 Februari nanti akan mulai pemilu presiden.
Ia juga menjelaskan mengapa memilih 20 Januari sebagai acara HUT Muslimat NU.
"Kemarin ada yang bertanya, 29 Maret kok maju Januari? Itu masehinya, tapi kalau ambil Hijriahnya 26 Robiul Akhir udah lewat," terangnya.
Maka dari itu, Khofifah menyebut bahwa acara Harlah NU dan Muslimat bisa berjalan 6 bulan lamanya.
"Ya saya sampaikan, udah 6 bulan menyampaikan, 6 bulan kita harlah keliling itu," pungkasnya.
Acara HUT ke-78 Muslimat NU dihadiri Presiden Jokowi, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketum PBNU Gus Yahya, Sekjen PBNU Gus Ipul, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Habib Luthfi bin Yahya, Istri Gus Dur Sinta Nuriyah Wahid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar