Jan 20th 2024, 19:05, by Masruroh, BASRA (Berita Anak Surabaya)
Kesehatan sangatlah penting, tak terkecuali di lingkungan pondok pesantren (ponpes). Dengan hidup bersih dan sehat di ponpes diharapkan kegiatan belajar mengajar di lingkungan pesantren akan semakin menyenangkan dan berjalan lebih baik. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memperkenalkan konsep pesantren BERSEMI (bersih, sehat, dan mandiri) yang akan mentransformasi pesantren tradisional menjadi lingkungan yang peduli terhadap kesehatan bersih (sanitasi, air bersih), sehat (PHBS, infrastruktur yang layak dan sehat), dan mandiri (dalam bidang ekonomi).
Konsep ini pertama kali diajukan oleh Achmad Syafiuddin melalui CEHP Unusa, yang telah menggambarkan roadmap pesantren BERSEMI. Proses transformasi pesantren tradisional melibatkan empat tahap, yakni (i) penyediaan air bersih, (ii) penyediaan sarana yang layak, (iii) perubahan perilaku PHBS dan manajemen air bersih, dan (iv) terciptanya pesantrenpreneur.
Ketua CEHP Unusa, Achmad Syafiuddin, Ph.D., menyampaikan untuk mewujudkan pesantren BERSEMI, tahap pertama dilakukan dengan menyediakan air bersih untuk keperluan higienis sanitasi. Salah satu inovasi teknologi yang dihasilkan oleh CEHP Unusa adalah UNU-Water, sebuah sistem filtrasi air yang mudah, murah, dan menggunakan bahan lokal di sekitar pesantren.
"UNU-Water telah teruji mampu menyaring berbagai jenis air limbah dan air sungai, menjadikannya layak untuk keperluan sanitasi sehari-hari, seperti mandi, mencuci, wudu', dan menyediakan air minum bagi pesantren. Sistem ini sudah dipasang di beberapa pesantren di Jawa Timur sejak tahun 2021," ungkapnya, Sabtu (20/1).
Achmad Syafiuddin melanjutkan, tahun 2024, YDSF bersama Unusa telah memasang UNU-Water di Pondok Pesantren Babus Salam di Desa Kangenan, Kabupaten Pamekasan.
PP Babus Salam salah satu pesantren yang mengalami kendala penyediaan air bersih. Kegiatan ini berhasil mengubah air tanah yang tidak layak menjadi air yang dapat digunakan oleh santri sehari-hari.
Pemasangan dan pengadaan alat UNU-Water ini didanai penuh oleh YDSF Surabaya, sedangkan teknologinya dibackup Unusa.
"Kami berkomitmen untuk menyediakan air bersih bagi sekitar 16.000 pesantren tradisional di Indonesia. Oleh karena itu, kerja sama dengan berbagai pihak diperlukan agar seluruh pesantren tradisional di Indonesia dapat menikmati akses air bersih yang layak," terangnya.
Sebagai upaya mendukung pembangunan berkelanjutan, Syafiuddin menegaskan bahwa CEHP Unusa akan terus memantau dan mengevaluasi dampak program ini.
"Kami tidak hanya ingin memberikan solusi sementara, tetapi juga menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Monitoring dan evaluasi akan menjadi bagian penting dari langkah-langkah kami untuk memastikan program ini mencapai tujuannya dalam jangka panjang," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar