Search This Blog

Foto: Inspirasi dari Theti, Warga Kapuas, Mengolah Lahan Tanpa Membakar

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Foto: Inspirasi dari Theti, Warga Kapuas, Mengolah Lahan Tanpa Membakar
Nov 19th 2023, 12:33, by Dicky Adam Sidiq, kumparanNEWS

Keberadaan lahan gambut di Indonesia diprediksi telah ditemukan lebih dari 300 tahun yang lalu saat penjelajah menemukan sebaran lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Kedua pulau inilah yang hingga sekarang memiliki sebaran lahan gambut yang luas di Indonesia diikuti dengan pulau Papua. Gambut adalah jenis lahan basah yang terbentuk dari timbunan material organik berupa sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut dan jasad hewan yang membusuk di dalam tanah. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Theti (41) seorang warga asli Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah adalah salah satu wanita asli berdarah Dayak Kapuas yang berupaya mengolah lahan tanah gambut dengan memanfaatkan pekarangan yang ada di sekitar pemukiman rumahnya. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Dengan bermodalkan ilmu dari hasil pelatihan dan pendidikan yang difasilitasi oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Indonesia pada tahun 2018, Theti mulai menyebarluaskan ilmu yang dia dapat dengan membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya dengan berisikan 10 orang. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Theti bersama sembilan anggota KWT lainnya secara konsisten menerapkan hasil pendidikannya. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Berbagai jenis tanaman sayuran dan buah seperti tomat, sawi, jeruk, cabai, terong, dan kacang panjang ditanam menggunakan bahan organik dengan pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) sehingga dapat mencegah bahaya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Cerita keberhasilan KWT Tampelas Raya dalam mengolah tanah gambut tanpa membakar telah membawa Theti mempresentasikan upaya yang dilakukan kesejumlah negara di Asia Tenggara dan Eropa. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO

Keberadaan lahan gambut di Indonesia diprediksi telah ditemukan lebih dari 300 tahun yang lalu saat penjelajah menemukan sebaran lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan.

Kedua pulau inilah yang hingga sekarang memiliki sebaran lahan gambut yang luas di Indonesia diikuti dengan pulau Papua. Gambut adalah jenis lahan basah yang terbentuk dari timbunan material organik berupa sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut dan jasad hewan yang membusuk di dalam tanah.

Theti (41) seorang warga asli Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah adalah salah satu wanita asli berdarah Dayak Kapuas yang berupaya mengolah lahan tanah gambut dengan memanfaatkan pekarangan yang ada di sekitar pemukiman rumahnya.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya merawat tanaman sayur terong yang ditanam di atas tanah bekas lahan gambut pada lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya merawat tanaman sayur terong yang ditanam di atas tanah bekas lahan gambut pada lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO

Dengan bermodalkan ilmu dari hasil pelatihan dan pendidikan yang difasilitasi oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Indonesia pada tahun 2018, Theti mulai menyebarluaskan ilmu yang dia dapat dengan membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya dengan berisikan 10 orang.

Theti bersama sembilan anggota KWT lainnya secara konsisten menerapkan hasil pendidikannya.

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya, Theti membuat alat pemanas tradisional untuk melubangi plastik moza yang dipasang pada tanah bekas gambut di lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya, Theti membuat alat pemanas tradisional untuk melubangi plastik moza yang dipasang pada tanah bekas gambut di lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO

Berbagai jenis tanaman sayuran dan buah seperti tomat, sawi, jeruk, cabai, terong, dan kacang panjang ditanam menggunakan bahan organik dengan pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) sehingga dapat mencegah bahaya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Cerita keberhasilan KWT Tampelas Raya dalam mengolah tanah gambut tanpa membakar telah membawa Theti mempresentasikan upaya yang dilakukan kesejumlah negara di Asia Tenggara dan Eropa.

Media files:
01hfjy7ppf72drar62fyyz94rh.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar