Oct 8th 2023, 05:50, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS
Presiden Jokowi mengeluhkan rumitnya memimpin Indonesia selama masa kepemimpinannya, menjadi berita populer di kumparanBISNIS sepanjang Sabtu (7/10).
Selain itu, berita mengenai Jokowi optimistis Indonesia akan menjadi negara maju 20 tahun-25 tahun mendatang, juga ramai dibaca publik. Berikut rangkumannya.
Jokowi Ngeluh Rumitnya Urus Negara: Infrastruktur Disiapkan di 17 Ribu Pulau
Jokowi mengeluh lantaran geografis Indonesia sangat luas dan dikelilingi oleh 17 ribu pulau. Dia menilai bukan perkara yang mudah untuk menyiapkan infrastruktur listrik, sekolah, puskesmas, rumah sakit, hingga bandara pada seluruh pulau di Indonesia.
"Yang membutuhkan semuanya infrastruktur. Membutuhkan jalan, membutuhkan airport, membutuhkan jembatan, membutuhkan pelabuhan, belum logistiknya. Bensinnya, minyaknya harus sampai sana, berasnya harus sampai sana, garamnya harus sampai sana, bawangnya harus sampai sana, bener?" kata Jokowi saat menghadiri acara konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-alap Jokowi di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Sabtu (7/10).
"Bapak ibu bisa bayangkan, betapa sangat rumitnya mengelola negara ini," lanjutnya.
Jokowi: Dari Perhitungan Bank Dunia-IMF, RI Jadi Negara Maju 20 Tahun Lagi
Prediksi Indonesia maju 20-15 tahun lagi, kata Jokowi, berdasarkan penilaian berbagai lembaga-lembaga dunia seperti Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia atau World Bank.
"Saya minta kita semuanya menatap masa depan dengan optimis karena kepemimpinan ini hitungannya dari lembaga-lembaga dunia, baik Bank Dunia World Bank, baik untuk IMF, baik untuk OECD, itu sudah berhitung bahwa Indonesia akan masuk menjadi negara maju kurang lebih 20 tahun-25 tahun yang akan datang," ujar Jokowi saat memberikan arahan di konsolidasi relawan Alap-alap di Sentul, Bogor, Sabtu (7/10).
Jokowi berpandangan, tahun 2024 Indonesia butuh sosok pemimpin yang memiliki nyali besar untuk menghadapi tantangan. Tantangan tersebut semakin berat karena kondisi dunia tidak baik-baik saja akibat perang, perubahan iklim, hingga krisis pangan.
"Dunia yang tidak sedang baik-baik saja adanya perang, adanya perubahan iklim, adanya krisis pangan. Dibutuhkan pemimpin yang memiliki keberanian," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar