Autisme adalah suatu kondisi medis yang mempengaruhi 1 dari 68 anak di dunia. Para ahli masih belum yakin apa faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut. Namun, tindakan pencegahan dapat diambil untuk meminimalkan risiko autisme selama kehamilan.
Dikutip dari Firstcry Parenting tidak banyak bukti yang menunjukkan bahwa autisme dapat dicegah atau disembuhkan. Selain itu, tak banyak bukti yang menyebut ada cara untuk memprediksi apakah janin di dalam kandungan akan lahir dengan autisme atau tidak.
Para ahli masih mencoba mengumpulkan faktor-faktor yang terbukti berkorelasi dengan autisme. Beberapa temuan terbaru menunjukkan bahwa hal ini dimulai bahkan sebelum bayi lahir, yaitu pada trimester kedua. Berikut selengkapnya:
Tips Kurangi Risiko Autisme Selama Kehamilan
1. Suplemen Asam Folat
Asam folat merupakan nutrisi penting untuk perkembangan otak. Tanpa asam folat, janin bisa mengalami kelainan bawaan seperti spina bifida. Penelitian terbaru mengenai autisme menunjukkan bahwa ibu yang mengonsumsi vitamin prenatal sebelum kehamilan bisa menekan risiko autisme.
Selain itu, perempuan dengan kecenderungan genetik tujuh kali lebih mungkin memiliki anak autis apabila tak mengonsumsi asam folat. Semua perempuan membutuhkan 600 hingga 800 mcg asam folat setiap hari. Sementara itu, perempuan hamil membutuhkan minimal 600 mcg untuk mengurangi risiko autisme.
2. Berhenti Alkohol dan Merokok
Mengonsumsi alkohol dan merokok akan berdampak buruk bagi tubuh. Alkohol merupakan teratogen yang menyebabkan berbagai gangguan pada bayi, termasuk gangguan spektrum autisme.
3. Menyusui Bayi
Menyusui diyakini menjadi faktor lain dalam menurunkan risiko autisme pada anak. Pakar menyebut bayi yang tidak disusui dan tidak mendapat suplemen asam docosahexaenoic/asam arakidonat memiliki peningkatan risiko terkena salah satu gangguan spektrum autisme (ASD).
Kekurangan asam lemak esensial, seperti asam lemak Omega-3 dan Omega-6 juga diduga dapat menyebabkan ASD. Kaitan ini mungkin disebabkan oleh peran penting asam lemak dalam perkembangan otak.
4. Kurangi Paparan Polutan
Selain mengonsumsi asam folat dan mengnhidari hal-hal negatif yang membahayakan, ibu hamil juga sebaiknya mengurangi paparan polutan. Pakar menyebut ada hubungan yang kuat antara pencemaran lingkungan dan risiko autisme. Polusi udara menjadi salah satu hal yang berbahaya bagi ibu hamil.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health menemukan bahwa perempuan yang terpapar polusi udara tingkat tinggi, terutama selama trimester ketiga, memiliki risiko dua kali lipat untuk memiliki anak autis. Semakin tinggi paparan, semakin tinggi resiko ibu hamil melahirkan anak dengan autisme.
5. Cukupi Kebutuhan Zat Besi
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa ibu yang kekurangan zat besi melahirkan bayi yang lima kali lebih mungkin terkena autisme.
Banyak faktor lain yang juga berkontribusi meningkatkan risiko, seperti usia wanita di atas 35 tahun atau lebih, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas atau kondisi metabolisme lainnya. Zat besi adalah mineral penting untuk perkembangan otak.
6. Jarak Kehamilan
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2014 menemukan bahwa kehamilan dengan jarak antara 2 hingga 5 tahun memiliki risiko paling rendah terhadap anak terkena autisme.
Bayi yang dikandung dengan jarak hanya atau kurang dari 12 bulan dengan kehamilan sebelumnya memiliki 50 persen resiko lebih besar mengalami autisme.
Selain itu, bayi yang lahir setelah anak sebelumnya berusia 5 tahun memiliki kemungkinan 30 persen lebih besar mengalami autisme. Mengapa hal ini terjadi masih belum jelas, namun usia orang tua juga penting.
Nah Moms, itulah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko autisme pada anak sejak dalam kandungan. Salah satu cara ilmiah lain untuk mencegah autisme selama kehamilan adalah pemberian probiotik oral selama kehamilan.
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah autisme selama kehamilan, ada kemungkinan untuk menurunkan risikonya. Ibu perlu mengonsumsi suplemen prenatal dan menjaga gaya hidup sehat sambil menghindari faktor risiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar