Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan cerita di balik nama Whoosh lahir, yakni dari diskusi bersama Presiden Jokowi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Ketua Tim Panel Sayembara Triawan Munaf, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Ini unik. Dalam 3 Minggu terakhir kami berdialog, Pak Presiden, Pak Pratikno, Pak Triawan, Pak Erick Thohir dan kawan-kawan japri-japrian dan diskusi," kata Budi saat konferensi pers, Kamis (21/9).
Nama Whoosh juga mempertimbangkan faktor di mana identitas kereta cepat ini tidak hanya diterima di lokal tapi dunia. Whoosh dalam bahasa inggris berarti suara mendesing. Pada konteks lokal, kata Whoosh sering diucapkan untuk menggambarkan sesuatu yang bergerak sangat cepat.
"Di lain waktu hampir bersamaan Pak Pratikno, Pak Presiden, dan saya bergabung, beliau juga mengatakan kalau namanya cepat di Indonesia kan whoosh whoosh, kita coba lah," tambahnya.
Budi Karya mengaku takjub dengan pemberian nama itu. Bahkan dirinya membandingkan Whoosh dengan kereta cepat yang dimiliki Jepang, Shinkansen, dan kereta cepat Prancis, Train à Grande Vitesse (TGV).
"Saya sendiri surprise dapat kata Whoosh. Saya setengah terperangah, kok bagus juga ya. Bahkan kalau mau sombong sedikit, dengan Shinkansen atau TGV lebih bagus ini ya," kata Budi.
Budi mengatakan, Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah kereta tercepat di Asia Tenggara. Hal itu menurutnya harus menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.
"It's okay. Kita perlu memberikan kebanggaan terhadap apa yang kita lakukan," kata Budi.
Setelah namanya ditetapkan, saat ini pemerintah sedang mensosialisasikan tiga calon logo Whoosh yang akan dipasang di Kereta Cepat. Jubir Kemenhub, Adita Irawati menjelaskan tiga finalis itu didapat setelah melakukan seleksi terhadap total sepuluh peserta.
"Kapan diumumkan, kita akan sampaikan dalam beberapa hari ke depan. Juara itu yang akan jadi logo Whoosh yang akan diimplementasikan di semua material termasuk Kereta Api Cepat yang akan beroperasi," kata Adita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar