Search This Blog

Anak Suka Pamer? Ternyata Ini Bagian dari Perkembangannya, Lho!

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Anak Suka Pamer? Ternyata Ini Bagian dari Perkembangannya, Lho!
Sep 3rd 2023, 10:51, by Hutri Dirga Harmonis, kumparanMOM

Ilustrasi anak bernyanyi. Foto: paulaphoto/Shutterstock
Ilustrasi anak bernyanyi. Foto: paulaphoto/Shutterstock

Setiap momen tumbuh kembang anak selalu berharga bagi orang tua. Tak heran bila ibu dan ayah sangat antusias saat sang anak mulai menunjukkan berbagai keterampilan setiap harinya.

Bahkan, terkadang anak juga tidak ragu memamerkan keterampilannya pada orang tua, seperti menari, bernyanyi, atau memainkan alat musik. Ini sebenarnya hal positif sampai akhirnya ibu mendapati si kecil memamerkan bakatnya atau mainan baru kepunyaannya pada teman-temannya.

Ya Moms, Anda mungkin jadi khawatir jika kebiasaan 'pamer' ini justru berdampak buruk pada perkembangan si kecil. Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan?

Cara Menghadapi Anak yang Suka Pamer

Ilustrasi anak balita menari atau berjoget. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi anak balita menari atau berjoget. Foto: Shutter Stock

Sebelum merasa khawatir berlebihan, orang tua perlu tahu bahwa kebiasaan memamerkan bakat atau kepunyaan pada orang lain yang dilakukan anak bukanlah sifat narsistik atau suka pamer, Moms. Menurut psikolog klinis anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, P.Si., M.Si., Psikolog, ini merupakan bagian dari perkembangan anak yang normal.

"Anak-anak memang butuh pengakuan, jadi akuilah. Itu memang kebutuhan dia untuk bisa diterima oleh lingkungannya, kebutuhan dia untuk memahami bahwa dirinya itu baik," ujar wanita yang kerap disapa Nina itu pada kumparanMOM (31/8).

Jadi, sebaiknya Anda jangan memberikan kritikan negatif apabila anak sedang berada pada fase ini, ya. Alangkah baiknya jika ibu dan ayah justru memberikan pujian bila si kecil sedang menunjukkan keterampilan barunya yang dianggap pamer tadi.

Misalnya dengan bilang– ibu senang deh kamu sudah berusaha menunjukkan tariannya ke kami, tapi jangan lupa untuk latihan terus, ya.

Ilustrasi anak balita menari atau berjoget. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi anak balita menari atau berjoget. Foto: Shutter Stock

"Jadi dia tahu bahwa ada sesuatu pada dirinya yang baik, jadi dia lebih percaya diri dan yakin sama dirinya, sama pilihan dan kemampuannya dalam mengambil keputusan," lanjut Nina.

Menurut Nina, memberikan respons positif terhadap kebutuhan pengakuan dari anak akan berdampak baik bagi perkembangannya. Pengakuan ini akan membentuk tembok mental yang kuat dan tinggi, sehingga ke depannya si kecil bisa menghadapi berbagai rintangan kehidupan.

"Nanti ketika dia besar, ya, begitu banyak yang akan menjatuhkan dia dalam hidupnya, badai hidup tuh banyak. Jadi mendingan sekarang dia udah digedein (mentalnya) dengan bagus, ibaratnya bangunannya udah gede banget, nanti ditempa-apa udah kuat," kata Nina.

Meski begitu, Nina tetap mengimbau agar orang tua juga menyampaikan dengan jujur pendapatnya. Misalnya jika apa yang diperlihatkan anak bukanlah sesuatu yang bagus, sampaikan kritikan yang membangun dan tetap menghargai prosesnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar