"Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, kamu dapat mengubah dunia" ~ Nelson Mandela
Bagi sebagian anak muda bisa mengenyam pendidikan tinggi lulus sebagai sarjana merupakan salah satu kebanggaan yang bisa mereka persembahkan untuk membahagiakan orang tua.
Pasalnya dengan memiliki kualifikasi sebagai lulusan Sarjana (S1) bisa dijadikan sebuah batu loncatan untuk mengantarkan mereka membuka pintu gerbang dalam menjalin relasi, dan memperluas koneksi.
Orang tua adalah figur yang sangat berpengaruh bagi anak. Keterlibatan orang tua merupakan cara orang tua untuk memastikan kehidupan anak-anaknya berada dalam kondisi terbaik.
Keterlibatan yang dilakukan salah satunya adalah ikut memberi arahan ataupun mengambil keputusan dalam pemilihan jurusan perguruan tinggi anaknya yang berada di kelas XII SMA. Keterlibatan yang positif dari orang tua akan membawa dampak yang baik bagi jiwa anak untuk siap menjalani tahapan pendidikannya.
Namun keterlibatan negatif yang kerap kurang disadari, dapat membuat anak merasa tidak nyaman dengan banyaknya tuntutan untuk melakukan segala sesuatu demi terpenuhinya harapan orang tua, terutama dalam pemilihan jurusan di perguruan tinggi (Listiowatty, 2021).
"Ayah dan Ibu merekomendasikan kamu untuk mengambil Jurusan A, karena menurut kami di zaman sekarang semua orang bisa mendapatkan kerja cepat dan enak kalau ambil jurusan itu."
Apakah kita sebagai Gen Z masih mendengar nasihat dan ucapan orang tua disela obrolan santai seperti ini? Dan apa yang ada di benakmu jika berada dalam posisi seperti ini? Mungkin di antara kita ada yang akan bersuara dan beradu argumen, atau ada juga yang langsung setuju dengan pendapat orang tua kita?
Tak banyak sebagain anak baru menyadari bahwa mereka salah jurusan dan sudah telanjur ketika sudah di semester atas dan sadar passion mereka bukanlah di jurusan itu.
Imbasnya adalah mereka lulus memang dengan menyandang gelar dan jurusan yang orang tua mereka inginkan, tapi tidak dengan mengikutsertakan kompetensi yang cakap dengan jurusan tersebut.
Oleh sebab itu, diharapkan para orang tua dapat memberi dukungan dan melihat kembali minat serta bakat anak sebelum memutuskan dalam merekomendasikan anaknya untuk memilih jurusan apa.
Karena zaman tentu berubah, memaksakan kehendak mungkin ternilai baik karena orang tua yang menginginkan hal terbaik untuk anaknya. Namun di sisi lain yang menjalani rutinitas selama 4 tahun adalah anak mereka, jangan sampai kita merenggut kebahagiaan dan cita-cita yang sudah diimpikan oleh anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar