Search This Blog

Memerdekakan Belajar di Kampus

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Memerdekakan Belajar di Kampus
Jul 1st 2023, 06:33, by Muhamad Hafiatul Annur, Muhamad Hafiatul Annur

 ilustrasi dari istockphoto.com
ilustrasi dari istockphoto.com

Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka milik Kemendikbudristek sudah dilaksanakan sekitar tiga tahun sejak peluncurannya pada tahun 2020. Kampus merdeka merupakan program kedua dari 24 episode merdeka belajar.

Dalam buku panduan Kampus Merdeka tertulis ada empat program utama yakni pembukaan prodi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi negeri badan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi bagi mahasiswa.

Selama berjalannya program tersebut, apakah Kemendikbud sudah bisa dikatakan berhasil dalam memerdekakan pendidikan Tinggi di Indonesia, khususnya para mahasiswanya? Mari kita lihat.

Kampus Merdeka Adalah Jawaban Tuntutan Zaman

Mahasiswi ikut Kampus Merdeka Kemendikbud di Kota Makassar Sulawesi Selatan, mengaku dilecehkan. Foto: Dok. Istimewa
Mahasiswi ikut Kampus Merdeka Kemendikbud di Kota Makassar Sulawesi Selatan, mengaku dilecehkan. Foto: Dok. Istimewa

Hal yang melatarbelakangi adanya program ini yang juga dimuat dalam buku panduan Kampus Merdeka-Merdeka Belajar di laman Kemendikbud, adalah dalam rangka menyiapkan mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang unggul dalam menghadapi transformasi sosial, budaya, dunia kerja, dan kemajuan teknologi yang pesat.

Jelas dapat dikatakan demikian sebab tuntutan skill pada abad ke-21 ini sangat mempengaruhi pergerakan dunia industri saat ini, salah satunya adalah kreativitas dan inovasi. Kementerian Pendidikan mengharapkan diluncurkannya Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ini dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut.

Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Beberapa program dari kebijakan Kampus Merdeka untuk mahasiswa ini di antaranya yaitu membangun desa, pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, dan proyek/studi independen.

Dalam pelaksanaannya, program tersebut memberikan kesempatan mahasiswa untuk belajar secara langsung dengan pembelajaran experiental learning dalam dunia nyata.

Program Kampus Merdeka sangat berarti bagi beberapa mahasiswa, hal ini dikarenakan pengalaman baru yang bisa didapat semakin terbuka lebar peluangnya dengan adanya program ini, dibuktikan dengan sudah banyaknya mahasiswa yang mengikuti program-progam kampus merdeka tersebut.

Menariknya, hak untuk belajar di luar program studi dan kampus ini dikonfersikan untuk mata kuliah dengan maksimal 40 SKS. Sehingga mahasiswa tidak perlu takut kehilangan/ketinggalan mata kuliah karena akan tetap mendapatkan nilai.

Yang lebih penting dalam pelaksanaan program ini adalah process oriented. Mahasiswa jadi tidak terfokus pada nilai yang faktanya mahasiswa saat ini sangat mudah mendapatkan nilai baik, melainkan fokus pada proses dan pengalaman yang didapatkan.

Jika demikian, harapan Kementerian Pendidikan meluncurkan kebijakan ini sangat tepat untuk paling tidak mengubah perspektif individu dalam dunia perkuliahan dengan mendapat bekal yang banyak sebagai bentuk persiapan menghadapi dunia kerja kelak.

Program Kampus Merdeka ini dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa perguruan tinggi di bawah naungan Kemendikbud. Sebenarnya hal yang amat disayangkan karena ternyata tidak semua mahasiswa dapat merasakan program ini karena bahkan berpeluang untuk mendaftar saja tidak.

Hal inilah yang perlu diperhatikan pemerintah, selain meluncurkan kebijakan, pengawasan dan sasaran pelaksanaan harusnya menjadi sisi penting supaya pemerataan program ini dapat dirasakan oleh seluruh mahasiswa di perguruan tinggi manapun sehingga mampu ikut bersaing.

Meskipun demikian, program yang terus dibuka sepanjang tahun dengan prinsip otonom untuk masing-masing perguruan tinggi sudah memberikan kesempatan kepada puluhan ribu mahasiswa untuk mengikuti program Kampus Merdeka tersebut.

Kritik Pogram Kampus Merdeka

Ilustrasi mahasiswa ujian. Foto: exam student/Shutterstock
Ilustrasi mahasiswa ujian. Foto: exam student/Shutterstock
sumber : pixabay
sumber : pixabay

Kritik pun banyak dilayangkan untuk program ini. Salah satunya dari sudut pandang mahasiwa yang memandang program magang dalam Kampus Merdeka ini terlalu berorientasi pada perbudakan industri, mahasiswa mendaftar untuk mendapat upah, jarang melaksanakan diskusi, dan seolah melupakan fungsi perguruan tinggi dalam hal pengembangan keilmuan sesuai tri dharma perguruan tinggi.

Pro dan kontra akan terus hadir mengiringi setiap kebijakan. Kebutuhan mahasiswa saat ini mungkin saja berbeda karena dinamika dan transformasi sosial di zaman serba teknologi ini semakin membutuhkan manusia yang berdaya saing untuk menghadapinya.

Kini, pemerintah harus terus mengawasi dan menyempurnakan program yang sudah ada guna meningkatkan kesempatan bagi setiap mahasiswa. Dengan kata lain, mahasiswa juga harus meningkatkan kapabilitasnya untuk bersaing, baik untuk program Kampus Merdeka ini, maupun untuk kepentingan dirinya di masa depan nanti.

Kenapa? Sebab, tidak bisa dimungkiri, program Kampus Merdeka hanyalah jembatan, yang sebenarnya harus mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia industri nanti adalah masing-masing individu.

Media files:
01ghzxwy9kcv4ch0phph58h0yn.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar