Jumlah korban tewas akibat kecelakaan kereta di India terus bertambah. Tercatat hingga Sabtu (3/6) malam mencapai 288 orang.
"Korban tewas telah mencapai 288," kata Kepala Humas Kereta Api Tenggara India, K. S. Anand, dikutip dari Reuters, Minggu (4/6).
Kecelakaan kereta itu merupakan yang terburuk dalam dua dekade terakhir di India. Sedangkan korban luka mencapai 803 orang.
"Laporan awal menunjukkan bahwa kecelakaan itu akibat kegagalan sinyal," kata Anand.
Kecelakaan terjadi pada Jumat (2/6). Kereta penumpang keluar jalur dan menabrak kereta barang yang diparkir di dekatnya di distrik Balasore di negara bagian Odisha di timur India.
"Coromandel Express seharusnya melakukan perjalanan di jalur utama, tetapi sebagai gantinya diberikan sinyal untuk jalur melingkar, dan menabrak kereta barang yang sudah diparkir di sana," ucap Anand.
"Gerbongnya kemudian jatuh ke rel di kedua sisi, juga tergelincir. Howrah Superfast Express," katanya.
Penumpang yang selamat, Anubha Das, mengatakan dia tidak akan pernah melupakan pemandangan itu.
"Keluarga hancur, tubuh tanpa anggota tubuh dan tumpahan darah di rel," kata Das.
Rekaman video menunjukkan gerbong kereta sudah keluar dari rel. Tim penyelamat mencari korban di atas gerbong yang hancur.
Perdana Menteri Narendra Modi sudah meninjau lokasi kejadian. Ia berbicara dengan petugas penyelamat dan memeriksa gerbong yang hancur.
"(Saya) memperhatikan situasi di lokasi tragedi di Odisha. Kata-kata tidak dapat mengungkapkan kesedihan saya yang mendalam. Kami berkomitmen untuk memberikan semua bantuan yang mungkin kepada mereka yang terkena dampak," kata Modi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar