Search This Blog

Bayi Kerap Tidur dengan Mulut Terbuka, Perlukah Khawatir?

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Bayi Kerap Tidur dengan Mulut Terbuka, Perlukah Khawatir?
Feb 19th 2023, 16:59, by Nathasya Elvira, kumparanMOM

Ilustrasi bayi baru lahir tidur dengan mulut terbuka. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi bayi baru lahir tidur dengan mulut terbuka. Foto: Shutter Stock

Ada saja tingkah yang dilakukan bayi setiap harinya. Misalnya saja ketika ia sedang tidur, tanpa sadar mulutnya terbuka secara perlahan. Si kecil juga begitu enggak, Moms?

Saat melihat hal itu, mungkin Anda bertanya-tanya, bahkan sampai khawatir. Kenapa bayi sering tidur dengan mulut terbuka, ya? Mungkinkah itu menunjukkan penyakit tertentu?

Perlu dipahami sebelumnya, bernapas dari mulut tidak meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Hal ini justru dapat melepaskan kadar oksigen yang lebih rendah dari hemoglobin ke sel-sel tubuh.

Alasan Bayi Tidur dengan Mulut Terbuka

Ilustrasi bayi tidur Foto: Shutter Stock
Ilustrasi bayi tidur Foto: Shutter Stock

Mengutip Mom Junction, bayi yang tidur dengan mulut terbuka bernapas melalui mulut, dan itu bukan cara alami untuk bernapas. Ya Moms, bernapas melalui mulut sesekali mungkin tidak berbahaya. Tetapi, jika terlalu sering dilakukan, hal itu bisa menjadi tanda bahwa si kecil kesulitan bernapas, serta mengindikasikan adanya sumbatan pada saluran hidung dan udara.

Di samping itu, bayi yang bernapas lewat mulut mungkin juga bisa mengalami beberapa kondisi lain, yaitu:

1. Lendir menumpuk

Akumulasi lendir di hidung bayi bisa menyumbat lubang hidung dan membuatnya kesulitan bernapas. Karena bayi belum mahir bernapas melalui hidung, mereka akan mulai bernapas dari mulut.

"Jika bayi bernapas dengan mulut terbuka, itu mungkin berarti hidungnya tersumbat," kata Ahli THT Anak, Dr. Steven Goudy, masih dikutip dari Mom Junction.

2. Sleep apnea

Ilustrasi bayi tidur dengan sleep apnea. Foto: Shutterstock
Ilustrasi bayi tidur dengan sleep apnea. Foto: Shutterstock

Sleep apnea adalah gangguan di mana saluran udara bagian atas tersumbat karena berbagai penyebab, seperti peradangan amandel, pembesaran kelenjar gondok, atau infeksi. Bayi dengan kondisi ini umumnya menunjukkan gejala mendengkur, gelisah saat tidur, dan pola pernapasan tidak teratur.

3. Deviasi septum

Deviasi septum adalah kondisi ketika dinding tipis yang membatasi kedua lubang hidung tidak berada tepat di tengah. Hal itu membuat pernapasan di hidung menjadi lebih sulit.

4. Alergi

Alergi pada bayi dapat menyebabkan produksi lendir berlebihan. Jika sudah menumpuk, lendir tersebut bisa menyumbat saluran hidung si kecil.

5. Kebiasaan

Bayi yang pernah mengalami gangguan pernapasan di masa lalu berpotensi memiliki kebiasaan bernapas melalui mulut.

Media files:
uzhvfwjnef92emxiqxbk.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar