Jan 7th 2023, 20:23, by Sinar Utami, kumparanBISNIS
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam kembali naik Rp 10.000 menjadi Rp 1.032.000 per gram pada perdagangan, Sabtu (7/1).
Para analis pun memperkirakan, kenaikan harga emas masih akan berlanjut di tahun ini. Hal tersebut seiring dengan ketidakpastian ekonomi dan ancaman resesi global.
Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengungkapkan bahwa ekonomi dunia akan mengalami perlambatan di 2023. Bahkan, tidak sedikit negara dengan ekonomi terbesar harus mengalami resesi.
"Tahun ini ekonomi dunia akan sangat melambat dan tidak sedikit negara ekonomi utama yang resesi," ujar Lukman kepada kumparan, Sabtu (7/1).
Untuk itu, ia meminta para investor menghindari aset investasi berisiko, seperti saham. Sementara itu, Lukman menyarankan untuk tetap berinvestasi pada safe heaven.
"Aset berisiko seperti saham sebaiknya dihindari," kata dia.
Adapun safe haven merupakan instrumen investasi yang kita harapkan bisa menjaga nilai, bahkan menambah nilai aset, meski kondisi ekonomi sedang tertekan.
"Safe haven emas dan mata uang safe haven seperti USD dan CHF akan sangat diminati investor tahun ini," ungkapnya.
Di sisi lain, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan aset investasi paling bagus di tahun ini adalah valuta asing. Hal ini terutama pada mata uang euro dan poundsterling.
"Portofolio yang saat ini paling bagus adalah valuta asing terutama euro, poundsterling," jelas Ibrahim.
Menurutnya, poundsterling sempat menyentuh Rp 19.000 di 2022. Pada tahun yang sama juga, poundsterling berkisar Rp 16.000.
"Investasi di poundsterling masih cukup bagus saat ini," imbuhnya.
Ia memprediksi poundsterling akan semakin cerah di 2023 atau 2024. Ibrahim melihat poundsterling akan kembali ke posisi Rp 19.000.
Selanjutnya, lanjut dia, mata uang euro juga pernah berkisar Rp 17.000. Untuk itu, kondisi ini merupakan kesempatan baik bagi masyarakat atau investor agar membeli mata uang.
"Kalau seandainya beli di harga terendah kemudian dijual di harga tertinggi di Rp 17.000, keuntungannya akan cukup luar biasa," pungkas Ibrahim.
Tidak hanya itu, mata uang seperti yuan, yen dan dolar Singapura juga dapat menjadi alternatif investasi pada valuta asing. Sebab, mata uang tersebut sedang melemah meski tidak sedalam euro dan poundsterling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar