Search This Blog

Konstruksi Bawah Tanah Hadapi Tantangan, Perlu Sertifikasi SDM-Badan Usaha

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Konstruksi Bawah Tanah Hadapi Tantangan, Perlu Sertifikasi SDM-Badan Usaha
Nov 2nd 2025, 14:06 by kumparanBISNIS

Pekerja melintas proyek MRT Fase 2A di Stasiun MRT Harmoni, Jakarta, Jumat (9/5/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pekerja melintas proyek MRT Fase 2A di Stasiun MRT Harmoni, Jakarta, Jumat (9/5/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) mengungkap pengerjaan proyek infrastruktur atau konstruksi bawah tanah masih mengalami tantangan baik dari teknis maupun dari segi SDM dalam negeri. Untuk itu, saat ini sudah ada 34 perusahaan yang sudah tersertifikasi untuk proyek konstruksi terowongan.

Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Bob Ali Azhari menuturkan 34 perusahaan tersebut sudah memperoleh Sertifikat Badan Usaha (SBU) untuk klasifikasi Konstruksi Terowongan (KIKI 104). Dengan begitu, Bob yakin usaha konstruksi terowongan juga siap dengan proyek dengan teknologi tinggi.

"Sertifikasi ini menjadi bukti kompetensi dan kesiapan tenaga kerja nasional menghadapi proyek-proyek berteknologi tinggi," kata Bob dalam keterangan tertulis, Minggu (2/11).

Selain itu, Bob juga mengungkap per Oktober 2025 sudah ada 30 profesional yang telah tersertifikasi sebagai Ahli Madya Perencanaan Terowongan Jalan dan 24 lainnya sebagai Insinyur Muda Perencanaan Terowongan Jalan.

"Kita membutuhkan insinyur dan tenaga ahli dengan spesialisasi tinggi. Kami telah menyiapkan program beasiswa magister spesialisasi di bidang struktur geologi dan terowongan untuk membangun generasi baru profesional terowongan," ujarnya.

Menurutnya, infrastruktur bawah tanah merupakan sektor konstruksi yang membutuhkan keahlian spesifik dan berbeda dari teknik sipil umum. Maka itu, sertifikasi tenaga ahli menjadi prioritas.

Untuk itu, Masyarakat Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah Indonesia (MTKBTI) juga sudah resmi dibentuk. Asosiasi tersebut dibentuk karena saat ini terdapat peningkatan proyek pembangunan bawah tanah di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah MRT Jakarta, Kereta Cepat Jakarta–Bandung, hingga rencana immersed tunnel menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Kami ingin agar pelaku industri konstruksi bawah tanah tidak berjalan sendiri. Ini wadah bersama untuk berdiskusi, mencari solusi, dan berkomunikasi dengan regulator seperti Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, maupun Kementerian ESDM," kata Ketua MTKBTI, Weni Maulina.

Ketua MTKBTI, Weni Maulina. Foto: MTKBTI
Ketua MTKBTI, Weni Maulina. Foto: MTKBTI

Ke depan, MTKBTI juga akan berfokus pada pelatihan dan sertifikasi untuk meningkatkan kapasitas para insinyur di sektor konstruksi bawah tanah. Saat ini, MTKBTI sudah menerima 130 pendaftar individual dan menarget akan ada 15 anggota korporasi yang bergabung tahun ini.

"Kami ingin melahirkan individu dan engineer yang lebih berkapasitas, kompeten, dan mampu berkontribusi bagi negara," ujar Weni.

Tantangan Industri Konstruksi Bawah Tanah

Terkait tantangan, Weni menjelaskan ada beberapa tantangan teknis dalam industri konstruksi bawah tanah di Indonesia. Utamanya soal kondisi geologi dan geoteknik yang bervariasi di setiap daerah.

Untuk itu, peningkatan kemampuan SDM dan transfer teknologi menurutnya bisa menjadi solusi. Ia juga yakin potensi sektor konstruksi bawah tanah di Indonesia sangat besar dan bisa berkontribusi besar dalam pembangunan nasional.

"Kami membuka ruang kolaborasi dengan insinyur mancanegara agar terjadi pertukaran ilmu dan pengalaman," ujarnya.

Past President The International Tunnelling and Underground Space Association (ITA-AITES) 2022–2025, Arnold Dic juga menuturkan infrastruktur bawah tanah memang penting untuk masa depan berbagai kota di Indonesia, meski demikian, hal itu tak mudah.

Hal ini karena masyarakat menurutnya masih sulit untuk melihat manfaat langsung dari proyek konstruksi bawah tanah. Meski demikian, hal ini tak hanya terjadi di Indonesia melainkan beberapa kota lain seperti London, New York, Beijing, dan Bangkok.

"Jika saya bisa, saya ingin semua orang di Indonesia melihat kota-kota itu. Mereka dulu mengalami gangguan besar, tapi sekarang menikmati kehidupan kota yang efisien, aman, dan ramah lingkungan," ujarnya.

Maka dari itu, kunci utama dari pengembangan sektor konstruksi bawah tanah di Indonesia menurutnya adalah kesabaran dan konsistensi. Hal ini karena konstruksi bawah tanah juga akan berdampak pada perekonomian dan peningkatan kualitas hidup.

Salah satu contohnya adalah Jakarta yang masih menghadapi banjir dan kemacetan. Menurutnya, masalah itu bisa dihadapi dengan pengembangan sistem drainase bawah tanah dan transportasi bawah tanah.

"Kita melihat di Bangkok, mereka dulu punya masalah yang sama. Kini ketika hujan, kota tetap berjalan normal karena sistem bawah tanah mereka bekerja dengan baik," ujarnya.

Media files:
01jtsmnaqkqvsfbgz0r76thd2j.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar