Spanduk utama acara Haul ke-7 Ambar Polah Tjahyono bertema "Nyanyian Rakyat" di Jogja Expo Center (JEC), Selasa (18/11). Foto: Pandangan Jogja/Gigih Imanadi
Haul Ambar Polah ke-7 digelar di halaman Jogja Expo Center (JEC), Selasa (18/11) malam WIB, sebagai bentuk penghormatan terhadap almarhum Ambar Polah Tjahyono. Para sahabat yang tergabung dalam komunitas Sedulur Ambar mengusung tema "Nyanyian Rakyat".
Ambar Polah Tjahyono wafat pada November 2018. Semasa hidup, pria kelahiran Blora itu aktif di berbagai ruang mulai dari panggung seni, jejaring UMKM, organisasi pengusaha nasional, hingga politik. Ia dikenal melalui karya musik kritik sosial pada era 1970–an, seperti Kusni Kasdut dan Nyanyian Rakyat, sebelum kemudian terjun ke industri mebel, UMKM, dan menjadi Anggota DPR RI periode 2009–2014.
Acara haul dikemas dengan doa bersama, testimoni sahabat dan keluarga, pembacaan puisi, serta pertunjukan seni dari berbagai komunitas.
Sahabat almarhum Ambar Polah sekaligus inisiator acara "Nyanyian Rakyat", Robby Kusumaharta, hadir dalam acara Haul ke-7 Ambar Polah di JEC, Selasa (18/11). Foto: Pandangan Jogja/Gigih Imanadi
Robby Kusumaharta, sahabat Ambar sekaligus inisiator Nyanyian Rakyat, menyampaikan bahwa kegiatan ini berawal dari pertemuan kecil satu bulan sebelumnya.
"Kita merasakan kerinduan kita pada seseorang yang mampu menjadi pembaharu, yang mampu menembus persoalan-persoalan yang macet, khususnya di kegiatan-kegiatan produk dan UMKM," ujarnya dalam sambutan.
Wakil Ketua KADIN DIY itu menilai pelaku UMKM dan komunitas muda sedang berada dalam situasi stagnasi dan kehilangan figur penggerak. Haul Ambar Polah kemudian dipandang sebagai ruang untuk membangun kembali kesadaran kolektif.
Beberapa tokoh dan pejabat pemerintah DIY turut hadir dalam acara Haul ke-7 Ambar Polah, Selasa (18/11). Foto: Pandangan Jogja/Gigih Imanadi
"Teman-teman muda merasakan rindu kepada Ambar Polah. Bagaimana caranya? Tentunya kita merayakan haul yang hari ini kita laksanakan," kata Robby.
"Kita memantapkan diri, meneguhkan hati, membuat komitmen bahwa kita akan berjalan lagi, untuk membangun ekonomi UKM dan ekonomi kreatif," tambahnya.
Robby juga menyebut bahwa Ambar memiliki jejaring luas, bukan hanya di Yogyakarta, tetapi juga nasional dan Asia melalui kiprahnya di ASMINDO dan KADIN.
Ketua Panitia Haul ke-7 Ambar Polah, Nurul Muslimin atau Uung, Selasa (18/11). Foto: Pandangan Jogja/Gigih Imanadi
Ketua panitia haul, Nurul Muslimin atau Uung, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi titik temu lintas komunitas yang pernah berinteraksi dengan Ambar.
Pantauan Pandangan Jogja, tokoh-tokoh yang hadir antara lain Nasirun, Opick, serta pejabat pemerintah DIY.
"Sahabat-sahabat beliau dari berbagai bidang seniman, pebisnis, pengusaha, dan banyak komunitas lain, berkumpul kembali untuk mengirim doa dan mengenang perjalanan hidupnya," ujar Uung.
Uung yang bekerja sebagai staf ASMINDO mengaku mengenal dekat karakter almarhum.
"Kalau ia merasa benar, siapapun akan ia hadapi," ucapnya.
Ia juga membagikan kisah ringan dalam keseharian Ambar.
"Setiap rapat pasti minta rokok sama saya. Dia tidak pernah beli rokok. Sampai dia tidak enak, beliau mau membelikan saya rokok. Dia merogoh sakunya dan ada uang receh. 'Ini beli, separuh kan dapat.' Itu lucu bagi saya," kenang Uung pada almarhum Ambar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar